Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Buah Nangka Selamatkan Warga Sri Lanka dari Kelaparan...

Kompas.com - 26/08/2022, 07:29 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

COLOMBO, KOMPAS.com - Harga makanan kini menjadi sangat mahal dan terkadang langka didapat di seluruh dunia.

Masyarakat di berbagai belahan dunia pun harus beradaptasi dengan keadaan baru ini dan terkadang mengubah apa yang mereka makan.

Hal itu tidak terkecuali terjadi di Sri Lanka.

Baca juga: Singapura Tak Akan Beri Perlakuan Khusus ke Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa

Di negara tersebut, buah nangka menjadi penyelamat penduduk dari kelaparan di tengah krisis ekonomi Sri Lanka.

Di suatu tempat yang dulunya merupakan sawah di luar Kandy, Sri Lanka tengah, Anoma Kumari Paranathala memetik kacang hijau dan daun mint segar dari kebun sayurnya.

Dari sini, sulit untuk membayangkan terjadi kekacauan di tempat lain di negara ini, ketika pemerintah dan ekonomi runtuh.

Terjadi kelangkaan atas semua kebutuhan, mulai dari obat-obatan, bahan bakar, dan makanan.

Bahkan orang-orang dengan pekerjaan bagus pun berjuang untuk membeli kebutuhan dasar.

"Sekarang orang khawatir tentang masa depan mereka. Mereka takut tidak ada yang bisa dimakan," kata Paranathala.

Tanah itu milik keluarganya. Mereka mulai menanam selama pandemi Covid-19 hanya untuk bersenang-senang. Namun, aktivitas menamam itu sekarang menjadi tulang punggung untuk bertahan hidup.

Baca juga: Kapal Militer China Berlabuh di Sri Lanka, India Khawatir Dimata-matai

Paranthala belajar otodidak cara menanam sayuran dari buku dan video di YouTube.

Sekarang dia memiliki tomat, bayam, labu, akar talas, dan ubi jalar di kebunnya.

Tidak semua orang cukup beruntung memiliki sebidang tanah yang luas, tetapi banyak orang Sri Lanka beralih ke sumber makanan lain, yakni pohon nangka.

"Di setiap kebun, ada pohon nangka," kata Paranathala.

"Tetapi sampai baru-baru ini, orang tidak memperhatikan nangka. Mereka hanya jatuh dari pohon dan terbuang sia-sia," ucap dia.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com