KYIV, KOMPAS.com - Ukraina cemas ketika Presiden China Xi Jinping menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pekan ini.
Kyiv khawatir China pada akhirnya akan memasok senjata kepada sekutu strategisnya itu, yang dapat memengaruhi jalannya perang.
Adapun Beijing berusaha memosisikan dirinya sebagai pihak netral dalam konflik tersebut, tidak mengecam atau secara eksplisit mendukung serangan Rusia.
Baca juga: Xi Jinping Berkunjung ke Rusia, Lakukan “Sowan Perdamaian” ke Putin
Meski China bersikeras menghormati prinsip integritas teritorial Ukraina, mereka juga memberikan dukungan diplomatik yang nyata kepada Moskwa sejak invasi Rusia pada Februari 2022.
Ukraina pun berharap tekanan dari para sekutu Baratnya terhadap China akan membantu menjaga keseimbangan yang rapuh ini.
"Ekspektasi Ukraina berada pada tingkat minimum: untuk hal-hal yang tidak memburuk," kata Sergiy Solodky, wakil direktur pertama lembaga think tank New Europe Center di Kyiv, kepada AFP.
Topiknya sangat sensitif, sehingga pihak berwenang Ukraina tidak ingin berkomentar secara terbuka tentang perjalanan itu.
Xi Jinping direncanakan melawat ke Rusia mulai Senin (20/3/2023) hingga Rabu (22/3/2023) dan bertemu Putin setidaknya dua kali.
"Ukraina akan betul-betul mencermati kunjungan ini," kata seorang pejabat senior Ukraina kepada AFP, yang berbicara tanpa menyebut nama.
“Bagi kami sangat penting China mempertahankan kebijakannya untuk menghormati integritas teritorial negara lain,” kata pejabat itu, mengacu pada bagaimana Rusia mengeklaim aneksasi lima wilayah Ukraina.
Baca juga:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.