KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Pasang surut hubungan Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad memasuki babak terbaru.
Suhu politik kedua musuh bebuyutan tersebut kembali meninggi setelah Mahathir melancarkan manuver politik terbarunya.
Sempat menyatakan akan pensiun dari dunia politik setelah kekalahan memalukan di pemilu Malaysia pada November 2022, politisi berusia 97 tahun itu kembali aktif dengan komentar pedasnya terhadap pemerintahan Anwar.
Baca juga: Mahathir Ragukan Kemampuan Anwar Ibrahim Pimpin Malaysia
“Suku Melayu sudah lama kehilangan pengaruh dan kontrol ekonomi, sebentar lagi kita juga bisa kehilangan kekuatan politik,” ucapnya dua pekan lalu.
Bahkan, Mahathir gelisah Malaysia bisa-bisa menjadi seperti Singapura dengan perdana menteri non-Melayu dalam dua pemilu ke depan.
Dia menuduh koalisi multi-etnik Anwar berencana mengurangi jumlah daerah pemilihan (dapil) dengan demografi mayoritas suku Melayu.
Manuver Mahathir tidak berhenti di sana. Suami Siti Hasmah itu kemudian mengumumkan bergabung dengan partai berhaluan sayap kanan ekstrem berideologi Melayu Nasionalis sebagai pelabuhan politik terbarunya.
Bermotivasikan membentuk koalisi anti-korupsi, Mahathir menjadi anggota Partai Bumiputera Perkasa Malaysia (Putra) yang kerap menggelorakan sentimen supremasi suku Melayu di "Negeri Jiran”.
Puncaknya, Mahathir memelopori Rapat Umum Proklamasi Melayu yang awalnya akan dihadiri 2.000 massa dan digelar pada Minggu (19/3/2023), tetapi terpaksa dibatalkan karena gagal mendapat izin lokasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.