Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Jadi Tujuan Utama Ekspor Serpihan Kayu dan Kertas Bekas Australia

Kompas.com - 08/03/2023, 18:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Eksportir serpihan kayu terbesar di Ausralia mengatakan bahwa Indonesia telah menjadi importir serpihan kayu dan menjadi pelanggan penting bagi perusahaan kayu Australia.

CEO Midway Limited Tony McKenna mengatakan, perusahaannya mengharapkan impor Indonesia meningkat secara signifikan tahun ini.

"Indonesia selalu menjadi produsen bubur kayu dan kertas yang besar, tetapi sebagian besar swasembada dari sumber daya (kayu) mereka," katanya.

Baca juga: Kapal Terbalik di Perairan Penuh Hiu dan Buaya, Pria Ini Bertahan Hidup dengan Sepotong Kayu

"Sekarang tampaknya ada penurunan pasokan kayu domestik di Indonesia saat mereka memperluas kapasitas pabrik bubur kertas mereka, sehingga menghadirkan beberapa peluang besar untuk proyek kami, khususnya proyek Pulau Tiwi," sambungnya.

Tony McKenna mengatakan Midway mengekspor serpihan kayu ke Sumatera bulan lalu, melalui proyeknya di Kepulauan Tiwi yang terpencil di Northern Territory.

"Jadi, itu kapal pertama dari Tiwi ke Indonesia dan juga kapal yang memuat serpihan kayu pertama dari Australia yang ke Indonesia sejak 2019," katanya.

Baca juga: Cerita dari Jam Tangan Kayu Indonesia: Mendunia dengan Warna, Merambah Semesta lewat Dunia Maya

"Pelayaran memakan waktu enam hari dan kami berharap beberapa kapal lagi akan berangkat tahun ini - mengingat ini adalah pasar ekspor alami bagi kami," imbuhnya.

Midway mengambil alih 30.000 hektare perkebunan di Kepulauan Tiwi pada 2017 dan berharap dapat dipanen dan ditanam kembali secara penuh pada 2030.

Perusahaan ini juga beroperasi di Victoria, Queensland, dan Tasmania. Pelanggan utamanya sejak lama adalah China dan Jepang.

Baca juga: Setelah Disindir Warganet, Proyek Dermaga Kayu Senilai Rp 170 Juta Diperiksa KPK

Kenaikan harga serpihan kayu

Tony McKenna mengatakan harga spot global untuk serpihan kayu atau woodchips naik, dengan patokan harga Eucalyptus globulus ada di 200 dollar AS per metrik ton kering.

Itu lebih dari 20 dollar AS di atas harga kuat yang dilaporkan sebelum pandemi Covid-19.

Harga spot untuk serpihan kayu akasia mangium, kayu yang ditanam di Kepulauan Tiwi, juga meningkat menjadi sekitar 170 dollar AS bdmt.

Baca juga: Setelah Disindir Warganet, Proyek Dermaga Kayu Senilai Rp 170 Juta Diperiksa KPK

“Jadi kami mendapatkan harga produk yang lebih baik, pasar yang bagus, dan kami sedang melihat penanaman rotasi kedua di Kepulauan Tiwi, dan aturan kredit karbon yang baru juga akan meningkatkan ekonomi,” katanya.

Menurut data dari Departemen Pertanian Federal, Australia mengekspor serpihan kayu senilai 1,3 miliar dollar Australia pada 2022.

Indonesia terakhir kali mengimpor serpihan kayu Australia pada 2019 senilai hanya 8,9 juta dollar Australia.

Baca juga: Tak Ada Senjata, Pasukan Amatir Ukraina Latihan Perang dengan “Senapan” Kayu

"Ini akan jauh lebih besar di tahun 2023 dan kami berharap (nilai penjualan) ini akan tumbuh secara signifikan melampaui kapasitas tambahan yang sedang dikembangkan di pabrik bubur kertas di Sumatera," kata McKenna.

Sementara itu, Indonesia juga menjadi pelanggan utama Australia untuk kertas bekas dan karton.

Sejak larangan China mengambil limbah asing pada tahun 2017, tampaknya sektor daur ulang Australia telah beralih ke Indonesia, dengan ekspor kertas bekas senilai 193 juta dollar Australia pada 2022, dibandingkan dengan 33 juta dollar Australia pada 2018.

Indonesia kini mengambil kira-kira dua pertiga dari ekspor kertas bekas Australia, yang totalnya sekitar 1,2 juta ton senilai 309 juta dollar Australia.

Baca juga: Kamera Kotak Kayu Bersejarah di Afghanistan yang Hampir Hilang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com