SARAWAK, KOMPAS.com – Proyek pembangunan dermaga kayu di Kampung Mutap, Miri, Sarawak, Malaysia viral di media sosial baru-baru ini.
Pada Minggu (8/4/2022), Departemen Pekerjaan Umum (Jabatan Kerja Raya/JKR) Sarawak mengunggah foto dermaga kayu bersama dengan biaya konstruksi di halaman Facebook-nya.
“Dengan selesainya dermaga ini diharapkan dapat mempermudah kehidupan warga di Kampung Mutap, terutama saat banjir karena masyarakat di sini akan menggunakan sungai sebagai jalur alternatif menuju Pasar Bekenu,” tulis JKR Sarawak di Facebook.
Baca juga: Proyek Dermaga Kayu Makan Biaya Rp 170 Juta, Sindiran Warga: Hebat, Harus Masuk Rekor Dunia
Postingan ini kemudian menimbulkan kritik dari masyarakat yang menganggap biaya pembangunan senilai 50.000 ringgit (Rp170 juta) terlalu mahal untuk sebuah dermaga kayu.
Warganet pun mendesak KPK Malaysia, yakni Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) untuk menyelidiki masalah tersebut.
Dilansir dari Bernama, Selasa (12/3/2022), MACC telah menerjukan petugas untuk memeriksa proyek pembangunan dermaga kayu di Sarawak setelah ramai dibicarakan di media sosial.
Baca juga: Berapa THR PNS di Indonesia dan Malaysia, Ini Perbandingannya
MACC kemudian menyatakan tidak menemukan unsur korupsi dalam proyek pembangunan dermaga kayu di Kampung Mutap, Miri, Sarawak yang viral di media sosial baru-baru ini.
Sumber MACC menyebut bahwa kayu yang digunakan dalam proyek RM50.000 adalah kayu jenis “belian” asli dan disertifikasi oleh para ahli.
Menurut sumber tersebut, markas besar MACC telah menginstruksikan MACC Sarawak untuk melihat ke dalam proyek, yang berada di bawah JKR, menyusul tuduhan publik bahwa itu terlalu mahal untuk dermaga kayu sepanjang 15 meter.
"Hasil investigasi tidak menemukan adanya korupsi atau penyimpangan dalam proyek tersebut," kata sumber tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.