Tidak hanya itu, tidak sedikit yang menuduhnya dibayar dan menjadi antek.
“Kita ada di negara yang sedang dianiaya oleh penjajah, terus kita istilahnya ngadu di sosial media. Tahunya, netizen kita yang setanah air dan sedarah Indonesia, malah seolah-olah kayak senang gitu kita diteror seperti itu,” ujarnya.
Usaha untuk memberitakan fakta dan kebenaran tentang apa yang terjadi di Ukraina juga dilakukan oleh Vanda Sakina yang dulu sempat tinggal di Kyiv, Ukraina, bersama keluarganya.
Melihat kondisi yang semakin menyeramkan di awal invasi, Vanda dan keluarganya memutuskan untuk mengungsi ke Indonesia.
“Karena keadaannya menyeramkan. Menyeramkan dan kebetulan kan juga saya suaminya kan orang Indonesia ya, jadi enggak punya alasan untuk (tinggal-lah). Jadi, lebih baik demi kebaikan semuanya, sekeluarga, keselamatan bersama ya, kami memutuskan untuk pulang ke Indonesia.”
Kini, Vanda yang menetap di Jakarta kerap membantu Kedutaan Ukraina di Indonesia dalam menyumbangkan informasi dan “berusaha memberikan fakta” yang sebenarnya terjadi.
“Awal-awal kan dibilang enggak ada yang meninggal, enggak ada enggak yah mati lah (warga) sipil. Begitu lah, kan yang berita di Indonesia kan,” jelas Vanda kepada VOA.
“Ngatain pelacur juga ada, itu awal-awal gitu ya karena saya tinggal di Ukraina,” ceritanya.
Ia pun sempat merasa syok melihat pemberitaan yang menyebar di Indonesia, yang menurutnya berbeda dengan kenyataan yang terjadi di Ukraina.
“Saya enggak peduli. Memang saya di sana, memang saya (mengalami), memang saya merasakan ada yang aneh,” ujarnya.
Walau masih meninggalkan sebagian besar barang-barangnya di Ukraina, Vanda belum tahu kapan akan kembali ke sana, mengingat tidak tahu kapan perang ini akan berakhir.
“Tapi suatu saat nanti saya pasti ke Ukraina, karena barang-barang saya masih di sana. Banyak hal yang harus saya urus di sana,” jelasnya.
Baca juga: Cerita WNI Terdampak Gempa di Turkiye: Ditanya Anak, Mama Gimana kalau Kita Meninggal?
Setelah hidup dalam keadaan yang mencekam dalam satu tahun belakangan ini, Maysaroh mengaku merindukan adanya kedamaian.
“Tapi kita dalam kondisi ini tidak bisa lari dari kenyataan, kita harus jalani sampai tuntas,” ujar Maysaroh.
View this post on Instagram
Tidak ada yang tahu kapan perang ini akan berakhir. Walau begitu, Pepi mengatakan akan terus berkontribusi untuk Ukraina. Harapannya adalah agar perang selesai.
“Saya punya keinginan untuk menjadi saksi mata menyaksikan kemenangan Ukraina. Bagaimana perjuangan rakyat Ukraina untuk mempertahankan negaranya,” pungkasnya.
Baca juga: Cerita WNI Perempuan Pernah Jadi Korban Pelecehan Seksual Saat Haji dan Umrah...
Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Setahun Invasi Rusia, Diaspora RI di Ukraina Bertahan Hidup, Lawan 'Fitnah' Netizen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.