Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Konferensi PBB, Menlu Retno Sebut Upaya Pelucutan Senjata Nuklir Tak Ada Kemajuan

Kompas.com - 01/03/2023, 19:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa selama lebih dari seperempat abad terakhir tidak ada kemajuan dalam upaya perlucutan senjata nuklir.

Dalam Konferensi tentang Perlucutan Senjata di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jenewa pada Selasa (28/2/2023), dia mengatakan bahwa dunia tanpa senjata nuklir masih jauh dari kenyataan.

“Konferensi tentang Perlucutan Senjata tidak lagi menghasilkan outcome yang berarti guna memastikan dunia yang bebas senjata nuklir,” kata Retno, ketika menyampaikan pengarahan pers secara daring melalui kanal YouTube resmi Kemlu RI, Rabu (1/3/2023).

Baca juga: Catatan Setahun Perang Rusia Vs Ukraina, di Bawah Ancaman Perang Dunia dan Nuklir

Kemandekan dalam upaya perlucutan senjata, menurut dia, disebabkan oleh tidak adanya kemauan politik.

Terlebih situasi keamanan global saat ini sangat rumit dan mentalitas Perang Dingin masih ada.

Di tengah situasi ini, Retno memaparkan bahwa negara-negara pemilik senjata nuklir terus memodernisasi persenjataan nuklir dan bersikukuh dengan pencegahan penggunaan senjata nuklir (nuclear deterrence) dalam doktrin militer mereka.

“Tanpa aksi nyata yang tegas, saya sampaikan bahwa bencana nuklir hanya soal waktu dan risiko ini semakin besar seiring menajamnya rivalitas di antara kekuatan besar,” ujar dia.

Sebagai contoh, Retno menyebutkan, Rusia bahkan menangguhkan partisipasinya dalam Traktat Pengurangan Senjata Nuklir dengan AS yang disebut the New START.

Baca juga: China Desak Rusia-Ukraina Lanjutkan Pembicaraan dan Tak Gunakan Nuklir

Rekomendasi

Untuk memastikan adanya aksi nyata dalam mencapai perlucutan senjata nuklir, Retno menyerukan agar negara-negara membangkitkan kembali kemauan politik mereka.

Salah satu hal penting adalah tercapainya Negative Security Assurances yang mengikat secara hukum, yaitu jaminan bahwa negara pemilik senjata nuklir tidak akan menggunakan senjata nuklir kepada negara non pemilik senjata nuklir.

Kemudian, dia menyampaikan pentingnya untuk memperkuat arsitektur perlucutan senjata nuklir dan nonproliferasi, salah satunya dengan mendorong ratifikasi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir.

“Saat ini, Indonesia tengah dalam proses ratifikasi traktat tersebut dan kami harapkan negara-negara lain melakukan hal yang sama,” tutur Retno.

Baca juga: Putin Hendak Pamerkan Rudal Antrabenua Nuklir, Ternyata Uji Cobanya Gagal

Selain itu, penggunaan nuklir untuk tujuan damai harus betul-betul dijaga agar tidak diselewengkan menjadi senjata.

Selanjutnya, Retno juga mengatakan perlunya memfasilitasi kepatuhan terhadap zona bebas senjata nuklir.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com