Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Desak Rusia-Ukraina Lanjutkan Pembicaraan dan Tak Gunakan Nuklir

Kompas.com - 24/02/2023, 09:32 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - China meminta Rusia dan Ukraina untuk melanjutkan penyelenggaraan pembicaraan damai secepat mungkin.

Pada Jumat (24/2/2023), Beijing juga menekankan bahwa Moskwa dan Kyiv tak boleh menggunakan senjata nuklir dalam konflik mereka.

China membuat komentar demikian dalam naskah 12 poin tentang "Penyelesaian Politik" krisis, bertepatan dengan peringatan setahun invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: 6 Negara Ini Memihak Rusia dalam Pemungutan Suara Resolusi PBB tentang Perang Ukraina

"Semua pihak harus mendukung Rusia dan Ukraina dalam bekerja dalam arah yang sama dan melanjutkan dialog langsung secepat mungkin," kata naskah yang dirilis di situs Kementerian Luar Negeri China.

Presiden Rusia Vladimir Putin diketahui pernah mengancam akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik tersebut.

China memperjelas penentangannya tidak hanya terhadap penggunaan senjata nuklir, tetapi juga ancaman pengerahannya.

"Senjata nuklir tidak boleh digunakan dan perang nuklir tidak boleh dilakukan. Ancaman atau penggunaan senjata nuklir harus ditentang," ungkap pernyataan itu, sebagaimana dikutip dari AFP.

Selain itu, China menyoroti pula perlunya melindungi warga sipil oleh Rusia dan Ukraina.

Baca juga: PBB Setujui Resolusi Tuntut Rusia Mundur dari Ukraina Segera dan Tanpa Syarat

"Pihak yang berkonflik harus benar-benar mematuhi hukum humaniter internasional, menghindari menyerang warga sipil atau fasilitas sipil," beber mereka.

China telah berusaha memposisikan dirinya sebagai pihak netral dalam perang Rusia-Ukraina. Tapi, China masih tampak dominan mempertahankan hubungan dekat mereka dengan sekutu strategis Rusia.

Belum lama ini, pada Rabu (22/2/2023), Direktur Kantor Komisi Luar Negeri Komite Pusat Partai Komunis China Wang Yi telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Presiden Vladimir Putin di Moskwa.

Menyusul kunjungan mantan Menlu China tersebut, Rusia mengatakan Beijing telah menyampaikan pandangannya tentang pendekatan terhadap "penyelesaian politik" dari konflik tersebut.

Sejak tank-tank Rusia meluncur melintasi perbatasan ke Ukraina, China telah menawarkan dukungan diplomatik dan keuangan kepada Putin.

Tetapi, China menahan diri dari keterlibatan militer secara terang-terangan atau mengirim senjata mematikan.

Amerika Serikat mengatakan Korea Utara juga menyediakan roket dan peluru artileri.

Baca juga: Jelang Setahun Invasi Rusia, Zelensky: Kami Akan Menang


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com