Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turkiye Bangun Kembali Rumah untuk 1,5 Juta Warga Terdampak Gempa

Kompas.com - 25/02/2023, 21:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

ANKARA, KOMPAS.com - Turkiye telah mulai bekerja untuk membangun kembali rumah-rumah setelah gempa bumi dahsyat yang terjadi bulan ini.

Hal ini disampaikan seorang pejabat pemerintah pada Jumat, ketika gabungan jumlah korban tewas di Turkiye dan Suriah melampaui 50.000.

Lebih dari 160.000 bangunan berisi 520.000 apartemen runtuh atau rusak parah akibat gempa bumi 6 Februari yang menewaskan puluhan ribu orang di Turkiye dan negara tetangga Suriah.

Baca juga: Turkiye Kebut Pembangunan Permukiman Usai Gempa, 160.000 Bangunan Hancur

Dilansir dari , Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) mengumumkan jumlah korban tewas di Turkiye akibat gempa bumi naik menjadi 44.218 pada Jumat (24/2/2023) malam.

Dengan jumlah korban tewas terbaru yang diumumkan Suriah sebanyak 5.914, jumlah korban tewas gabungan di kedua negara naik menjadi di atas 50.000.

Menghadapi pemilihan dalam beberapa bulan, Presiden Turkiye Tayyip Erdogan telah berjanji untuk membangun kembali rumah dalam waktu satu tahun.

Ini meskipun para ahli mengatakan pihak berwenang harus mengutamakan keselamatan sebelum mempercepat.

Beberapa bangunan yang dimaksudkan untuk menahan getaran runtuh akibat gempa bumi terbaru.

"Untuk beberapa proyek, tender dan kontrak telah dilakukan. Prosesnya berjalan sangat cepat," kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama, menambahkan tidak akan ada kompromi pada keselamatan.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas dalam Gempa Turkiye Terbaru Naik Jadi 6 Orang

Pihak berwenang mengatakan tenda telah dikirim untuk banyak tunawisma, tetapi orang-orang melaporkan kesulitan mengaksesnya.

"Saya punya delapan anak. Kami tinggal di tenda. Ada air di atas (tenda) dan tanah lembab. Kami meminta tenda lagi dan mereka tidak memberikannya kepada kami," kata Melek, 67 tahun, yang sedang mengantri untuk mengumpulkan bantuan di luar sekolah menengah atas di kota Hassa.

Sekolah tersebut digunakan sebagai pusat distribusi bantuan oleh sekelompok relawan bernama Interrail Turkey.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Turkiye Diguncang Gempa Besar Lagi | Delegasi Israel Diusir

Seorang relawan, Sumeyye Karabocek, mengatakan kekurangan tenda tetap menjadi masalah terbesar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com