KYIV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan hati-hati menyambut rencana perdamaian China untuk mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina.
Dia mengatakan hal itu akan diterima hanya jika Presiden Rusia Vladimir Putin menarik pasukannya keluar dari semua wilayah Ukraina yang diduduki.
Berbicara pada konferensi pers di Kyiv untuk menandai peringatan pertama serangan besar-besaran Rusia, presiden Ukraina mengatakan dia ingin percaya bahwa Beijing tertarik pada perdamaian yang adil.
Baca juga: Setahun Invasi Rusia ke Ukraina, Zelensky: 2023 Akan Jadi Tahun Kemenangan
Itu berarti, menurut Zelensky, tidak ada pasokan senjata ke Rusia.
“Saya melakukan yang terbaik untuk mencegah hal itu terjadi. Ini adalah prioritas nomor satu," ujarnya, dilansir dari Guardian.
Para pemimpin Barat meragukan proposal tersebut dan berpendapat bahwa Beijing tidak memiliki kredibilitas internasional untuk bertindak sebagai mediator.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Jumat (24/2/2023) malam bahwa gagasan China untuk menegosiasikan hasil perang tidak rasional.
"Putin bertepuk tangan, jadi bagaimana bisa bagus?" Biden memberi tahu ABC News.
“Saya tidak melihat apa pun dalam rencana tersebut yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang akan bermanfaat bagi siapa pun selain Rusia, jika rencana China diikuti,” tambahnya.
Biden juga mengesampingkan pengiriman jet tempur F16 ke Ukraina untuk saat ini.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-365 Serangan Rusia ke Ukraina: Resolusi Baru PBB, Zelensky Yakin Menang
“Kami mengiriminya apa yang dia butuhkan sekarang. Dia butuh tank, dia butuh artileri, dia butuh pertahanan udara, termasuk Himars (sistem roket) lainnya,” kata Biden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.