Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2023, 10:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

ANTAKYA, KOMPAS.com - Jumlah korban tewas dalam gempa Turkiye terbaru yang terjadi pada Senin (20/2/2023) bertambah.

Sebelumnya dilaporkan ada tiga orang yang tewas dalam gempa besar berkekuatan M 6,4 tersebut.

Sementara pada Selasa (21/2/2023), pihak berwenang menyatakan ada enam orang tewas dalam gempa terbaru yang melanda wilayah perbatasan Turkiye dan Suriah.

Baca juga: Turkiye Diguncang Gempa Besar Lagi, Berkekuatan M 6,4 dan Tewaskan 3 Orang

Gempa Turkiye terbaru melanda tepat saat pekerjaan penyelamatan dari gempa dahsyat pertama mereda.

Gempa itu berpusat di dekat Kota Antakya di Turkiye dan dapat dirasakan hingga Suriah, Mesir, dan Lebanon.

 

Magnitudo gempa diukur sebesar 6,3 oleh badan seismologi AS dan Eropa.

Tapi oleh otoritas Turkiye, gempa terbaru berkekuatan M 6,4. 

"Gempa itu diikuti oleh 90 gempa susulan," kata Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turkiye (AFAD), dikutip dari Reuters.

AFAD menambahkan, gempa besar terbaru telah menambah trauma bagi warga Antakya yang telah kehilangan tempat tinggal setelah diguncang gempa berkekuatan M 7,8 pada 6 Februari lalu.

"Bagi saya ini adalah salah satu tanda kiamat. Saya merasa kami akan mati, kami akan dikuburkan di sini," kata Murat Vural, pandai besi berusia 47 tahun.

Baca juga: Erdogan: Turkiye Akan Bangun 199.739 Rumah Baru di Wilayah Terdampak Gempa

Dia mengaku sempat menelepon temannya tak lama setelah gempa besar terjadi lagi di Turkiye pada hari Senin.

Vural mengajak temannya untuk meninggalkan kota.

"Ini bukan lagi tempat yang bisa kita tinggali. Kami sebagian besar mengkhawatirkan hidup kami," ucap dia.

Para pejabat melaporkan, jumlah korban gempa Turkiye pertama telah mencapai angka lebih dari 41.000 orang. Sementara jumlah korban di negara tetangga, Suriah mencapai sekitar 6.000 orang.

Presiden Tayyip Erdogan mengatakan, sebanyak 865.000 orang kini tinggal di tenda, 23.500 orang di peti kemas, dan 376.000 orang di asrama mahasiswa dan penginapan umum di luar zona gempa.

 

Pemerintah Erdogan telah menghadapi kritik tentang apa yang dikatakan oleh banyak orang Turkiye sebagai respons yang lambat atas gempa. 

"Adalah tugas kita untuk meminta pertanggungjawaban pelaku kesalahan di hadapan hukum," kata Erdogan di provinsi selatan Osmaniye.

Baca juga: Viral, Video Perawat Turkiye Bertahan Jaga Bayi di Inkubator Saat Gempa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com