Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Perawat Turkiye Bertahan Jaga Bayi di Inkubator Saat Gempa

Kompas.com - 20/02/2023, 14:18 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Metro

GAZIANTEP, KOMPAS.com - Video dua perawat yang bertahan menjaga bayi di inkubator saat gempa Turkiye melanda pada 6 Februari 2023, viral di media sosial.

Kedua perawat ini sebenarnya memiliki kesempatan untuk lari menyelamatkan diri, tetapi mereka memilih untuk membantu bayi-bayi yang baru lahir ini.

Di video tampak tidak ada staf lain di bangsal, lalu inkubator yang menampung bayi-bayi prematur ini mulai bergetar diguncang gempa.

Baca juga: Viral Video Bayi Baru Lahir Selamat dari Puing-puing Bangunan Gempa Suriah, Sementara Ibunya Meninggal

Metro pada Minggu (12/2/2023) melaporkan, dua perawat tersebut bernama Devlet Nizam dan Gazwl Caliskan. Lokasinya di Rumah Sakit Inayet Topcuoglu, Gaziantep, Turkiye.

Mereka menahan inkubator dengan kuat agar tetap di tempat, mencegah bayi-bayi prematur tersebut jatuh ke bawah.

Aksi heroik mereka terekam CCTV, kemudian viral di media sosial setelah diunggah oleh politisi Turkiye yakni Fatma Sahin di Twitter.

"Para petugas medis kami adalah orang-orang yang luar biasa," tulisnya di caption.

Baca juga:

Dikutip dari kantor berita AFP, gempa Turkiye-Suriah hingga Senin (20/6/2023) telah menewaskan 44.377 orang, yang 40.689 di antaranya berada di Turkiye.

Kini dua minggu telah berlalu sejak gempa bermagnitudo 7,8 itu melanda. Ribuan korban selamat sudah ditarik keluar dari tumpukan puing.

Andrew Mitchell selaku anggota parlemen di Kementerian Luar Negeri Inggris memprediksi, jumlah korban tewas dapat mencapai 50.000.

Komentarnya sependapat dengan kepala bantuan PBB Martin Griffiths bahwa jumlah korban tewas bisa meningkat drastis.

"Saya pikir angka yang diberikan koordinator darurat PBB kemarin ketika di kisaran 50.000 adalah angka yang tepat. Saya khawatir, itulah yang akan kita lihat."

"Suram di luar dugaan, ini krisis terburuk, jelas gempa bumi terburuk yang kami hadapi sejak Nepal (2015), mungkin sejak Haiti (2010)," tambahnya, ketika berbicara di program Sophy Ridge-nya Sky News.

Baca juga: 2 WNI yang Hilang Kontak Setelah Gempa Turkiye Ditemukan Meninggal di Diyarbakir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com