ANTAKYA, KOMPAS.com – Turkiye memulai pekerjaan untuk membangun lagi permukiman pascagempa bumi dahsyat yang mengguncang negara tersebut dan Suriah pada 6 Februari.
Gempa magnitudo 7,8 itu menewaskan lebih dari 50.000 jiwa di kedua negara. Lebih dari 160.000 bangunan, termasuk 520.000 unit apartemen, rusak atau hancur akibat gempa.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) mengumumkan jumlah korban tewas di Turkiye akibat gempa bumi naik menjadi 44.218 pada Jumat (24/2/2023) malam. Sedangkan di Suriah, korban jiwa dilaporkan sebanyak 5.914 jiwa.
Baca juga: Jumlah Korban Tewas dalam Gempa Turkiye Terbaru Naik Jadi 6 Orang
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk membangun kembali tempat tinggal dalam waktu satu tahun, sebagaimana dilansir Reuters.
Akan tetapi, beberapa ahli menyampaikan bahwa pembangunan harus mengedepankan keselamatan sebelum mengebut pekerjaannya. Beberapa bangunan harus didesain untuk mampu menahan getaran guna antisipasi gempa di masa depan.
“Untuk beberapa proyek, tender dan kontrak telah dilakukan. Prosesnya berjalan sangat cepat,” kata seorang pejabat Turkiye yang enggan disebutkan identitasnya.
Dia menambahkan bahwa tidak ada kompromi untuk urusan keselamatan.
Baca juga: Erdogan: Turkiye Akan Bangun 199.739 Rumah Baru di Wilayah Terdampak Gempa
Bagi para korban selamat, kebutuhan untuk tempat tinggal sementara adalah bantuan yang sangat dibutuhkan.
Pihak berwenang mengatakan, berbagai tenda telah dikirim untuk banyak korban. Namun di lapangan, orang-orang melaporkan kesulitan untuk mengaksesnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.