Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turkiye Kebut Pembangunan Permukiman Usai Gempa, 160.000 Bangunan Hancur

Kompas.com - 25/02/2023, 09:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

ANTAKYA, KOMPAS.comTurkiye memulai pekerjaan untuk membangun lagi permukiman pascagempa bumi dahsyat yang mengguncang negara tersebut dan Suriah pada 6 Februari.

Gempa magnitudo 7,8 itu menewaskan lebih dari 50.000 jiwa di kedua negara. Lebih dari 160.000 bangunan, termasuk 520.000 unit apartemen, rusak atau hancur akibat gempa.

Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) mengumumkan jumlah korban tewas di Turkiye akibat gempa bumi naik menjadi 44.218 pada Jumat (24/2/2023) malam. Sedangkan di Suriah, korban jiwa dilaporkan sebanyak 5.914 jiwa.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas dalam Gempa Turkiye Terbaru Naik Jadi 6 Orang

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan telah berjanji untuk membangun kembali tempat tinggal dalam waktu satu tahun, sebagaimana dilansir Reuters.

Akan tetapi, beberapa ahli menyampaikan bahwa pembangunan harus mengedepankan keselamatan sebelum mengebut pekerjaannya. Beberapa bangunan harus didesain untuk mampu menahan getaran guna antisipasi gempa di masa depan.

“Untuk beberapa proyek, tender dan kontrak telah dilakukan. Prosesnya berjalan sangat cepat,” kata seorang pejabat Turkiye yang enggan disebutkan identitasnya.

Dia menambahkan bahwa tidak ada kompromi untuk urusan keselamatan.

Baca juga: Erdogan: Turkiye Akan Bangun 199.739 Rumah Baru di Wilayah Terdampak Gempa

Tempat tinggal sementara

Para kru penyelamat menyingkirkan reruntuhan rumah-rumah yang roboh di Sarmada, Suriah, dekat perbatasan dengan Turkiye, Minggu (12/2/2023). Gempa Turkiye dan Suriah bermagnitudo 7,8 melanda pada Senin (6/2/2023) dan menewaskan puluhan ribu orang.AP PHOTO/HUSSEIN MALLA Para kru penyelamat menyingkirkan reruntuhan rumah-rumah yang roboh di Sarmada, Suriah, dekat perbatasan dengan Turkiye, Minggu (12/2/2023). Gempa Turkiye dan Suriah bermagnitudo 7,8 melanda pada Senin (6/2/2023) dan menewaskan puluhan ribu orang.

Bagi para korban selamat, kebutuhan untuk tempat tinggal sementara adalah bantuan yang sangat dibutuhkan.

Pihak berwenang mengatakan, berbagai tenda telah dikirim untuk banyak korban. Namun di lapangan, orang-orang melaporkan kesulitan untuk mengaksesnya.

“Saya punya delapan anak. Kami tinggal di sebuah tenda. Ada air di atas (tenda) dan tanahnya lembab. Kami meminta tenda lagi dan mereka tidak memberikannya kepada kami,” kata Melek (67).

Baca juga: Turkiye Diguncang Gempa Besar Lagi, Berkekuatan M 6,4 dan Tewaskan 3 Orang

Bersama puluhan orang lainnya, dia ikut mengantre untuk mendapatkan bantuan di luar sebuah sekolah menengah atas (SMA) di Kota Hassa.

Sekolah tersebut digunakan sebagai pusat distribusi bantuan oleh sekelompok relawan bernama Interrail Turkey.

Seorang relawan, Sumeyye Karabocek, menuturkan bahwa kurangnya tenda masih menjadi masalah terbesar sejauh ini.

Baca juga: Viral, Video Perawat Turkiye Bertahan Jaga Bayi di Inkubator Saat Gempa

Setengah juta rumah baru

Bocah 6 tahun bernama Musa Hmeidi berhasil ditarik keluar hidup-hidup dari bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Suriah pada Jumat (10/2/2023) atau empat hari setelah gempa mematikan melanda daerah itu. Dia tepatnya berada di kota Jindayris yang dikuasai pemberontak,AFP/BAKR ALKASEM Bocah 6 tahun bernama Musa Hmeidi berhasil ditarik keluar hidup-hidup dari bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Suriah pada Jumat (10/2/2023) atau empat hari setelah gempa mematikan melanda daerah itu. Dia tepatnya berada di kota Jindayris yang dikuasai pemberontak,

Pemerintahan Turkiye mendapat berbagai kritik atas banyaknya bangunan runtuh karena gempa bumu. Banyak orang menyebut, hal itu disebabkan kurangnya kualitas bangunan yang dibangun.

Rencana awal Pemerintah Turki sekarang adalah membangun 200.000 unit apartemen dan 70.000 rumah desa dengan biaya setidaknya 15 miliar dollar AS.

Bank AS JPMorgan memperkirakan, pembangunan kembali rumah-rumah dan infrastruktur di Turkiye akan menelan biaya 25 miliar dollar AS.

Baca juga: Turkiye Akhiri Upaya Penyelamatan Korban Gempa Kecuali di 2 Provinsi

Sementara itu, Program Pembangunan PBB memperkirakan, kerusakan akibat gempa di Turkiye telah menyebabkan 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal. Dibutuhkan setengah juta atau 500.000 rumah baru.

Pemerintah Turkiye sudah mengeluarkan peraturan baru yang mengizinkan perusahaan dan badan amal membangun rumah dan tempat kerja untuk disumbangkan ke kementerian urbanisasi bagi orang yang membutuhkan.

Beberapa korban selamat meninggalkan wilayah selatan Turkiye yang dilanda gempa. Beberapa lainnya memilih menetap di sana dengan tenda, rumah kontainer, dan akomodasi lain yang disponsori pemerintah.

Baca juga: 2 WNI yang Hilang Kontak Setelah Gempa Turkiye Ditemukan Meninggal di Diyarbakir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com