GAZIANTEP, KOMPAS.com - Video dua perawat yang bertahan menjaga bayi di inkubator saat gempa Turkiye melanda pada 6 Februari 2023, viral di media sosial.
Kedua perawat ini sebenarnya memiliki kesempatan untuk lari menyelamatkan diri, tetapi mereka memilih untuk membantu bayi-bayi yang baru lahir ini.
Di video tampak tidak ada staf lain di bangsal, lalu inkubator yang menampung bayi-bayi prematur ini mulai bergetar diguncang gempa.
Metro pada Minggu (12/2/2023) melaporkan, dua perawat tersebut bernama Devlet Nizam dan Gazwl Caliskan. Lokasinya di Rumah Sakit Inayet Topcuoglu, Gaziantep, Turkiye.
Mereka menahan inkubator dengan kuat agar tetap di tempat, mencegah bayi-bayi prematur tersebut jatuh ke bawah.
Aksi heroik mereka terekam CCTV, kemudian viral di media sosial setelah diunggah oleh politisi Turkiye yakni Fatma Sahin di Twitter.
"Para petugas medis kami adalah orang-orang yang luar biasa," tulisnya di caption.
Sa?l?kç?lar?m?z ?ahane insanlar????#GaziantepBüyük?ehir ?nayet Topçuo?lu Hastanemiz yenido?an yo?un bak?m ünitesinde, 7.7'lik #deprem esnas?nda minik bebekleri korumak için Hem?ire Devlet Nizam ve Gazel Çal??kan taraf?ndan gösterilen gayreti anlatacak kelime var m??
???????????????????????? pic.twitter.com/iAtItDlOwb
— Fatma ?ahin (@FatmaSahin) February 11, 2023
Baca juga:
Dikutip dari kantor berita AFP, gempa Turkiye-Suriah hingga Senin (20/6/2023) telah menewaskan 44.377 orang, yang 40.689 di antaranya berada di Turkiye.
Kini dua minggu telah berlalu sejak gempa bermagnitudo 7,8 itu melanda. Ribuan korban selamat sudah ditarik keluar dari tumpukan puing.
Andrew Mitchell selaku anggota parlemen di Kementerian Luar Negeri Inggris memprediksi, jumlah korban tewas dapat mencapai 50.000.
Komentarnya sependapat dengan kepala bantuan PBB Martin Griffiths bahwa jumlah korban tewas bisa meningkat drastis.
"Saya pikir angka yang diberikan koordinator darurat PBB kemarin ketika di kisaran 50.000 adalah angka yang tepat. Saya khawatir, itulah yang akan kita lihat."
"Suram di luar dugaan, ini krisis terburuk, jelas gempa bumi terburuk yang kami hadapi sejak Nepal (2015), mungkin sejak Haiti (2010)," tambahnya, ketika berbicara di program Sophy Ridge-nya Sky News.
Baca juga: 2 WNI yang Hilang Kontak Setelah Gempa Turkiye Ditemukan Meninggal di Diyarbakir
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.