Di samping teori mengenai organisasi kriminal, publik berspekulasi bahwa Lars Mittank dibunuh oleh orang-orang yang berkonflik dengannya di bar. Secara logis, teori ini bisa menjawab alasan mengapa Lars menghilang dan jasadnya tidak pernah ditemukan.
Baca juga: Sinopsis The Midnight Meat Train, Misteri Hilangnya Seorang Model
Spekulasi lain yang beredar adalah Lars Mittank berada di bawah kendali obat-obatan. Antibiotik Cefprozil yang diberikan kepadanya bisa saja dikombinasikan dengan zat atau bahan lain yang membuat Lars mengalami gejala psikosis.
Obat-obatan itu juga menjawab tentang perilaku aneh Lars Mittank beberapa hari sebelum dirinya menghilang.
Dr. Grande mengatakan, Lars Mittank mungkin mengalami gejala First Break Psychosis. Gejala ini mirip dengan skizofrenia dan menyebabkan pengidapnya menjadi paranoid, delusional, dan cemas secara berlebihan.
Meskipun teori itu sangat mungkin, Dr. Grande tidak bisa menjelaskan mengapa Lars Mittank melarikan diri dan jasadnya tidak pernah ditemukan hingga saat ini.
Baca juga: Sinopsis Eerie, Misteri Kasus Bunuh Diri di Sekolah Katolik Perempuan
Bertahun-tahun, Bundeskriminalamt (BKA) atau Federal Criminal Police Office dan masyarakat di seluruh dunia terus mencari keberadaan Lars Mittank. Namun, sosoknya hilang bak ditelan bumi.
Kasus Lars Mittank sontak mendulang perhatian publik. Sejumlah orang mengaku pernah melihat Lars di suatu tempat.
Pada 2016, beredar sebuah foto di sosial media yang menunjukkan sosok pria tanpa identitas terbaring di sebuah rumah sakit di Porto Velho, Brasil. Banyak orang menyebut sosoknya mirip dengan Lars Mittank.
Namun, faktanya, sosok tersebut adalah Anton Pilipa, pria asal Toronto, Kanada yang telah menghilang selama bertahun-tahun.
Baca juga: Misteri 7 Paus di Siprus yang Terdampar dan Mati Hampir Bersamaan
Kemudian, pada 2019, seorang supir truk di Brandenburg, Jerman mengaku pernah memberi tumpangan sosok pria yang mirip dengan Lars Mittank. Namun, pengakuan ini tidak pernah terungkap kebenarannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.