GAZIANTEP, KOMPAS.com - Kronologi mengapa gempa di Turkiye terjadi bermula pada Senin (6/2/2023) pukul 04.17 waktu setempat, bermagnitudo 7,8.
Gempa juga terjadi di negara tetangga yaitu Suriah, menghancurkan kota-kota dan menewaskan atau melukai ribuan orang.
Dikutip dari kantor berita AFP, berikut adalah perkembangan terkini dan mengapa gempa di Turkiye bisa terjadi.
Baca juga: UDPATE Gempa Turkiye dan Suriah, 4.365 Orang Tewas, Korban Selamat Butuh Bantuan
Guncangan bermagnitudo 7,5 menyusul diikuti lebih dari 50 gempa susulan.
Gempa tersebut menghancurkan seluruh bagian kota-kota besar di Turkiye, dan Suriah yang dilanda perang.
Khusus di Suriah, jutaan orang juga melarikan diri dari perang saudara dan konflik lainnya.
Hingga Selasa (7/2/2023) siang WIB total korban tewas mencapai 4.365 di kedua negara, terdiri dari 2.921 di Turkiye menurut Badan Manajemen Bencana dan Situasi Darurat Turkiye (AFAD), dan 1.444 di Suriah dari data pemerintah.
Upaya-upaya terus dilakukan untuk menyelamatkan para korban yang terperangkap di bawah reruntuhan.
Penyelamatan terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju.
Pejabat Turkiye mengatakan, gempa membuat tiga bandara utama di daerah itu tidak dapat beroperasi, sehingga semakin memperumit pengiriman bantuan vital.
Baca juga: Gempa Turkiye dan Suriah Sudah Tewaskan 3.823 Orang, Cuaca Dingin Hambat Penyelamatan
Turkiye mengatakan, nyaris 3.000 bangunan roboh di tujuh provinsi, termasuk rumah sakit umum.
Sebuah masjid terkenal yang berasal dari abad ke-13 sebagian ambruk di Provinsi Maltaya, begitu pula ambruknya bangunan 14 lantai dengan 28 apartemen yang menampung 92 orang.
Unggahan di media sosial menunjukkan kastil puncak bukit berusia 2.200 tahun yang dibangun tentara Romawi di Gaziantep ikut ambruk, sebagian dindingnya menjadi puing-puing.