Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Banyak Warga AS Nilai Bantuan ke Ukraina Kebanyakan, Politikus Kritik Washington Bukanlan Mesin ATM

Kompas.com - 02/02/2023, 18:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber The Hill

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Semakin banyak warga AS yang menilai bahwa Washington terlalu banyak memberikan bantuan ke Ukraina.

Menurut jajak pendapat dari Pew Research Center, sekitar 26 persen responden menganggap dukungan AS terhadap Ukraina dalam perang melawan Rusia terlalu besar.

Jajak pendapat tersebut dilakukan terhadap 5.152 orang dengan margin of error 1,7 persen, sebagaimana dilansir The Hill, Selasa (31/1/2023).

Baca juga: Rusia Rencanakan Serangan Besar Tepat Setahun Invasi Ukraina, 500.000 Pasukan Siap Siaga

Jumlah ini terus menanjak dari waktu ke waktu dibandingkan sebelumnya sejak Rusia menginvasi Ukraina dan melonjak 6 poin sejak September 2022.

Di satu sisi, dalam beberapa pekan terakhir, Pemerintah AS dan sekutu Baratnya sepakat untuk meningkatkan dukungan terhadap Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Sejauh ini, AS telah mengirim miliaran dollar ke Ukraina untuk mendukung militer Kyiv dalam perang melawan Rusia.

Akhir tahun lalu, Kongres AS mengesahkan paket bantuan senilai 45 miliar dollar AS ke Ukraina dan sekutu NATO.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-343 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Siap Kirim Jet F-16 | Penggeledahan Koruptor di Kyiv

Akan tetapi, pengeluaran jumbo dari AS kepada Ukraina dikritik oleh beberapa anggota parlemen dari Partai Republik.

Beberapa politikus Partai Republik menyampaikan, AS merogoh kocek yang sangat dalam untuk Ukraina.

Salah satu anggota DPR AS Kevin McCarthy mengatakan pada Oktober 2022 bahwa Partai Republik tidak akan memberikan "cek kosong" untuk mendukung Ukraina jika partainya menguasai DPR AS.

Anggota DPR AS lain dari Partai Republik, Lauren Boebert, mengatakan di Twitter bahwa Presiden AS Joe Biden perlu memahami bahwa AS bukanlah mesin anjungan tunai mandiri (ATM).

Baca juga: Komentar Rusia soal Kiriman Senjata Jarak Jauh dari Barat ke Ukraina

Saat semakin banyak politikus dari Partai Republik mengkritik dukungan AS kepada Ukraina, para simpatisan dan pemilih Partai Republik juga sependapat.

Sebanyak 40 persen simpatisan dan pemilih Partai Republik menganggap AS memberikan terlalu banyak dukungan.

Jumlah ini naik bila dibandingkan September 2022 sebesar 32 persen pada dan sembilan persen saat invasi Rusia dimulai.

Sementara itu, sikap simpatisan dan pemilih Partai Republik terhadap bantuan ke Ukraina juga meredup.

Mereka juga memandang perang Rusia sebagai ancaman yang tidak terlalu besar bagi AS.

Baca juga: Dari Tank hingga Drone, Inilah Daftar Senjata Barat yang Dipasok ke Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com