Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Kebijakan Beberapa Negara untuk Tangani Populasi yang Menua

Kompas.com - 02/02/2023, 12:13 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak lama setelah China melaporkan populasinya telah menyusut untuk pertama kalinya dalam enam dekade, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mewanti-wanti bahwa tingkat kelahiran rendah serta populasi menua negaranya dapat menjadi "risiko mendesak".

“Jepang berada di batas ambang, apakah kami dapat tetap berfungsi sebagai masyarakat,” kata dia.

Karena tingkat kelahiran di Jepang jatuh hingga mencapai rekor terendah, pemerintah setempat mengumumkan bahwa mereka akan menambah anggaran program insentif anak hingga dua kali lipat.

Baca juga: Populasi Dunia Capai 8 Miliar Jiwa, Adakah Risiko Serius di Baliknya?

Hal ini dilakukan dengan harapan dapat membujuk warganya untuk memiliki lebih banyak anak.

Namun, tak hanya negara Jepang dan China yang menghadapi masalah ini. Adapun beberapa negara lain yang berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan populasinya.

Berikut beberapa kebijakan yang dibuat negara-negara untuk menangani permasalahan populasi menua.

Cuti melahirkan yang sangat panjang

Boryana Andreeva Gramatikova dengan keluarganya di Sofia, Bulgaria 2023.BBC INDONESIA Boryana Andreeva Gramatikova dengan keluarganya di Sofia, Bulgaria 2023.
Selang 12 bulan setelah kelahiran anak laki-lakinya di Bulgaria, ibu berusia 33 tahun bernama Boryana Andreeva Gramatikova menerima hampir seluruh upahnya setiap bulan.

“Untuk tahun pertama cuti melahirkan, Anda mendapatkan 90 persen upah dan tahun kedua Anda menerima upah minimum,” katanya kepada BBC.

Sekitar 22 persen dari penduduk Bulgaria berusia lebih dari 65 tahun. Presentase ini merupakan salah satu yang tertinggi di Uni Eropa menurut laporan World Bank.

Dalam upaya memutarbalikan pola ini, Bulgaria menerapkan salah satu cuti bersalin berdurasi paling lama dengan pembayaran upah penuh di seluruh dunia.

Hanya setengah dari negara-negara berkembang yang tercantum dalam laporan UNICEF memberikan paling tidak enam bulan pembayaran upah penuh kepada ibu yang mengandung.

Negara Estonia memberikan durasi cuti bersalin dengan upah penuh terlama bagi ibu-ibu, yakni 85 minggu. Sementara, Amerika Serikat sama sekali tidak memiliki kebijakan cuti melahirkan dengan upah.

“Ada keamanan tertentu yang muncul dari mendapatkan hampir dua tahun cuti untuk mengurus anak,” kata Gramatikova.

“Anda mendapatkan kesempatan untuk menjalin ikatan dengan anak Anda dan jika anak Anda sering sakit (seperti anak saya) dan Anda harus terus berada di sisinya.

“Hal seperti ini membuat pikiranmu tenang karena Anda dapat terus bersamanya dan masih memiliki pekerjaan saat Anda kembali.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com