Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pria Nekat Palsukan Kematian agar Tahu Siapa Saja yang Hadiri Pemakamannya...

Kompas.com - 29/01/2023, 16:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

BRASILLIA, KOMPAS.com - Seorang pria di Brasil baru-baru ini nekat memalsukan kematian karena ingin tahu siapa saja yang akan hadir dalam acara pemakamannya.

Pria tersebut bernama Baltazar Lemos yang telah berusia 60 tahun.

Dia sehari-hari bekerja sebagai pembaca acara.

Baca juga: Pria Ini Sial 3 Kali Jadi Korban Salah Tangkap Polisi karena Punya Nama Sama dengan Bandar Narkoba

Lemos pun pernah memimpin ratusan acara pemakaman.

Nah, dari sini, dia mendapat inspirasi untuk memalsukan kematian.

Saat menjadi pembawa acara dalam pemakaman, dia pernah mendapati ada yang hanya dihadiri oleh 2 pelayat dan ada juga yang sampai 500 pelayat.
Lemos kemudian berpikir tentang akan ada berapa banyak kerabat dan temannya yang akan datang untuk memberikan penghormatan terakhir dan mengucapkan selamat tinggal ketika dirinya meninggal.

Dia pun memutuskan untuk berpura-pura meninggal dunia.

Pada 10 Januari 2023, seseorang tampak memposting gambar dengan pesan duka di media sosial Baltazar Lemos.

“Di awal sore yang menyedihkan ini, Baltazar Lemos meninggalkan kami. Informasi lebih lanjut segera hadir,” tulis pesan itu, sebagaimana dikutip dari Oddity Central.

Sehari sebelumnya, sebuah foto yang diambil di depan rumah sakit Albert Einstein di Sao Paulo di posting di media sosial.

Baca juga: Iseng Beli Tiket Lotre dari Kembalian Isi Bensin, Pria Ini Dapat Jackpot Setara Harga Mobil Mewah

Foto itu menyiratkan bahwa Lamos telah dirawat di sana, menjadikan kabar laki-laki itu meninggal semakin terasa benar.

Keluarga Lemos terkejut dengan pengumuman tersebut, karena tidak ada yang tahu dia berada di rumah sakit.

Salah satu keponakannya bergegas ke rumah sakit Albert Einstein untuk menanyakan tentang dia.

Tetapi staf Rumah Sakit pun dikabarkan tidak memiliki catatan Baltazar Lemos dirawat di sana dalam beberapa hari terakhir.

Ketika teman Lamos mulai berbagi berita tragis tentang kematiannya secara online, orang-orang mulai memberi pesan duka di kolom komentar dan bertanya tentang penyebab kematiannya.

Baca juga: Hilang 24 Hari di Laut, Pria Ini Selamat dengan Makan Saus Tomat

Tidak ada yang bisa menjelaskan secara pasti kematian Lemos.

Selang beberapa waktu, muncul pemberitahuan tentang waktu dan tempat upacara pemakaman Lemos di akun Facebook pria itu.

Pada 18 Januari, teman dan keluarga Baltazar Lemos pun mendatangi sebuah kapel kecil di Kota Curitiba untuk menyaksikan “pemakamannya”.

Pada satu titik, suara Baltazar mulai menyambangi telinga para hadirin dengan menceritakan kehidupannya.

Beberapa hadirin mulai menangis karena mengira itu adalah rekaman suara almarhum.

Tanpa disangka-sangka, selang beberapa saat, pintu altar kemudian terbuka dan Lemos melangkah keluar di depan semua orang.

Para hadirin pun kebingungan. Ada yang baru mulai menangis, ada yang kaget bukan main.

Begitu Lamos menjelaskan bahwa dirinya telah memalsukan kematianuntuk melihat siapa yang akan menghadiri pemakamannya, para hadirin mulai menuduhnya melakukan kekejaman.

“Di semua grup fotografer acara, orang membicarakan 'kematian' Anda. Semua orang berduka. Sungguh lelucon yang konyol! Saya pikir Anda harus berfoto dengan semua orang yang berduka atas kematian Anda. Saya tidak mengenal Anda secara pribadi dan saya harap saya tidak pernah bertemu dengan Anda,” komentar seseorang secara online setelah mengetahui kebenaran.

Baca juga: Viral, Niat Hati Ingin Kasih Gaji Pertama ke Ibu, Gadis Ini Menangis Salah Transfer

Kisah Baltazar Lemos memalsukan kematian menyebar dengan cepat di media sosial.

Beberapa kantor berita lokal dilaporkan telah menghubunginya untuk mempelajari lebih lanjut tentang motivasinya.

Lemos menjelaskan bahwa dia tidak pernah ingin membuat orang berduka, tetapi ini adalah satu-satunya cara untuk mengetahui siapa yang akan meratapi dia setelah kematiannya yang tak terelakkan.

“Saya punya ide lima bulan lalu. Aku ingin membuatnya terlihat seperti aku benar-benar mati. Orang-orang menafsirkannya dengan cara mereka sendiri. Sebenarnya saya ingin tahu siapa yang akan datang,” kata Lemos.

“Saya tidak memberi tahu siapa pun, karena saya berharap itu akan berhasil. Saya tidak punya niat untuk menyakiti, menyinggung, atau melukai siapa pun. Saya benar-benar meminta maaf kepada orang-orang ini,” ucap dia.

Permintaan maaf Lamos sebagian besar diabaikan, terutama setelah orang-orang mengetahui bahwa dia memiliki seorang ibu yang terikat kursi roda berusia sekitar 80 tahun yang bisa mengalami serangan jantung saat mendengar berita kematiannya.

Belum lagi kesedihan seluruh keluarga, teman, dan koleganya.

“Saya sudah mengenalnya sejak 2001. Saya pikir ceritanya mengerikan. Saya menghabiskan satu hari dengan sedih dan hari lainnya sangat marah. Bagi saya, dia meninggal pada tanggal 17, ketika saya mengetahui semuanya. Rasanya sangat tidak enak,”kata seorang perencana acara yang pernah bekerja dengan Baltazar Lemos.

Baca juga: Punya Gaji Rp 22,9 Juta, Gadis Ini Pilih Batasi Pengeluaran Makan Rp 97.000 Per Bulan, Ini Hasilnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com