PARIS, KOMPAS.com – Seorang pria bersenjata membunuh tiga orang di pusat kebudayaan Kurdi dan kafe Kurdi dengan senjata api di pusat Kota Paris, Perancis, Jumat (23/12/2022).
Pihak berwenang mengatakan, mereka telah menangkap seorang pria berusia 69 tahun sebagai tersangka penembakan.
Menurut jaksa Paris Laure Beccuau, pria tersebut baru saja dibebaskan dari tahanan sambil menunggu persidangan atas serangan di sebuah kamp migran di Paris setahun yang lalu.
Baca juga: Penembakan di Pusat Kota Paris, 2 Tewas, 4 Luka-luka
Dia dinyatakan bersalah pada Juni karena melakukan tindakan kekerasan dengan senjata pada tahun 2016, dan telah mengajukan banding.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, komunitas Kurdi Perancis telah menjadi sasaran serangan keji, sebagaimana dilansir Reuters.
Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin menyampaikan, tersangka penyerang jelas ingin menargetkan orang asing.
Tembakan yang dilepaskan pada tengah hari tersebut menciptakan kepanikan di jalanan yang dipenuhi toko-toko kecil dan kafe di kawasan tersebut.
Baca juga: Bukti Baru Dugaan Penembakan Jurnalis Shireen Abu Akleh oleh Pasukan Israel Diajukan ke ICC
Seorang pengacara dari pusat kebudayaan Kurdi mengatakan kepada Reuters, tiga orang Kurdi tewas. Tiga lainnya terluka, salah satunya dengan luka yang mengancam jiwa.
Seorang saksi mata, Mehmet Dilek, mengatakan kepada Reuters bahwa dia mendengar suara tembakan kemudian tangisan di seberang pusat kebudayaan.
Beberapa orang sempat menjatukan pelaku penembakan saat dia mengisi ulang senapan apinya.
"Ini mungkin mengejutkan bagi seseorang yang tidak pernah memiliki kekhawatiran dalam hidup mereka. Tapi kami tumbuh di bawah ancaman senjata dan bom, begitulah kehidupan bagi kami orang Kurdi," ujar Dilek.
Para pemimpin etnis Kurdi menyerukan perlindungan yang lebih baik bagi komunitas mereka.
Baca juga: Ukraina Terkini: Penembakan Rusia Tewaskan 32 Orang di Kherson Setelah Pembebasan
"Kurdi, di mana pun mereka tinggal, harus bisa hidup dalam damai dan aman," kata Wali Kota Paris Anne Hidalgo di Twitter.
"Sekarang, lebih dari sebelumnya, Paris ada di sisi mereka di masa-masa kelam ini," sambung Hidalgo.
Julien Verplancke yang bekerja di restoran lokal Chez Minna mengatakan para staf dari kafe Kurdi keluar dari lokasi sambil menangis setelah penembakan.
Pembunuhan tersebut memicu aksi protes disertai kekerasan di jalan-jalan terdekat saat malam tiba, sebagaimana dilansir Reuters.
Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata saat malam turun untuk mengusir massa yang marah yang berkumpul tidak jauh dari lokasi penembakan.
Baca juga: Manajer Pelaku Penembakan di Walmart Tulis Catatan Kematian Sebelum Beraksi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.