Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Rusia Akui Tentara Moskwa Kepayahan dalam Perang Ukraina

Kompas.com - 19/12/2022, 17:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com – Seorang pejabat Rusia mengakui bahwa pasukan Rusia kepayahan dalam perang di Ukraina.

Pejabat tersebut bernama Andrei Gurulyov, anggota majelis rendah parlemen Rusia alias Duma. Dia juga merupakan mantan jenderal militer Rusia.

Gurulyov mengakui kesulitan tentara Rusia dalam perang di Ukraina saat berbicara dengan saluran televisi Pemerintah Rusia.

Baca juga: Pasukan Rusia Akan Gelar Latihan Militer di Belarus

Video rekaman wawancaranya diterjemahkan dan diunggah ke Twitter oleh reporter BBC Francis Scarr pada Minggu (18/12/2022).

“Ada hal-hal yang tidak dapat disangkal. Kami sangat menyadari bahwa mereka telah memasok barang-barang ke Ukraina,” kata Gurulyov, mengacu pada sekutu Barat Ukraina.

“Ini dimulai dengan helm dan pelindung tubuh. Lalu senjata api, amunisi, dan setelah itu howitzer,” lanjut Gurulyov, sebagaimana dilansir Newsweek.

Dia mengeluhkan tentang Ukraina yang menerima bantuan militer dari Barat yang dikaitkan dengan mengubah jalannya perang.

Baca juga: Rudal Hipersonik Rusia Avangard Segera Masuk Layanan, 30 Menit Capai Target

“Selanjutnya, HIMARS, dan sekarang sistem Patriot. Berikutnya adalah tank Abrams atau Leopard. Tidak masalah. Semuanya akan tiba pada titik tertentu. Semua itu akan tiba,” ucap Gurulyov.

Gurulyov menyesalkan strategi militer Rusia saat ini yang hanya bisa mewaspadai setiap senjata yang dipasok Barat ke Ukraina, bukannya menyusun strategi untuk melawan ke depannya.

“Sayangnya, dalam hal ini, kami mengejar ketinggalan. Kami bertahan. Kami menunggu mereka membawa sesuatu dan kemudian mencari cara untuk melawannya,” papar Gurulyov.

Newsweek melaporkan, ucapan Gurulyov tersebut adalah indikasi terbaru bahwa invasi Rusia tersendat.

Baca juga: Vatikan Meminta Maaf kepada Rusia atas Komentar Paus Fransiskus Soal Pasukan Rusia di Ukraina

Sepanjang konflik, muncul sejumlah laporan tentang Rusia yang kesulitan mempertahankan pasukan yang termotivasi dan terlatih dengan baik.

Pekan ini, Ukraina mengatakan bahwa lebih dari 1 juta tentara Rusia telah menghubungi hotline penyerahan diri.

Profesor hubungan internasional di University of Southern California Robert English mengatakan kepada Newsweek bahwa ada banyak orang di Rusia yang menyadari kesalahan militer Moskwa.

Sehingga, ucap English, para pejabat Rusia "terus berbohong" tentang realitas konflik.

Baca juga: 1,2 Juta Orang Rusia Hubungi Layanan Penyerahan Diri ke Ukraina

“Jadi mengakui bahwa militer Rusia telah macet dan menderita kekalahan besar tidak dapat dihindari,” kata English.

Dia menutukan, pengakuan tidak bisa dihindari terutama jika Kremlin ingin mempersiapkan rakyatnya untuk perang berbulan-bulan lagi.

“Paradoksnya, untuk menjaga dukungan publik agar lebih berkorban, mereka harus mengakui pengorbanan besar yang telah dilakukan. Ini mungkin tidak berhasil, tetapi mereka harus mencoba,” ujar English.

Baca juga: Perang Ukraina: Rusia Diduga Rencanakan Serangan Darat Besar-besaran Awal Tahun Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com