VATICAN CITY, KOMPAS.com - Vatikan meminta maaf kepada Rusia atas komentar dari Paus yang mengatakan bahwa pasukan mereka adalah pasukan paling kejam' di Ukraina.
Vatikan mengonfirmasi bahwa pihaknya telah meminta maaf atas komentar Paus Fransiskus bulan lalu yang merujuk pada tentara Rusia dari kelompok etnis minoritas tertentu.
Pada sebuah pengarahan di Moskwa, juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan Rusia sekarang menganggap masalah itu sudah selesai dan mengharapkan dialog yang konstruktif antara Rusia dan Vatikan.
Baca juga: Surat Pengunduran Diri Paus Fransiskus Telah Ditandatangani Sejak 2013
Paus berusia 85 tahun itu membuat komentar tentang Chechen dan Buryat saat berbicara dalam sebuah wawancara dengan majalah Jesuit America pada 22 November.
Dalam komentar yang membela kelompok minoritas Rusia, ketika itu Paus Fransiskus mengatakan bahwa “Yang paling kejam (pasukan) mungkin adalah mereka yang berasal dari Rusia tetapi bukan dari etnis Rusia, seperti Chechen, Buryat, dan sebagainya.”
“Saya berbicara tentang orang-orang yang menjadi martir Jika Anda memiliki orang yang mati syahid, Anda memiliki seseorang yang membuat mereka menjadi martir.”
Juru bicara Vatikan Matteo Bruni ditanya tentang tanggapan juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada Kamis (15/12/2022) bahwa Vatikan telah meminta maaf menyusul komentar paus.
"Saya sekarang dapat mengonfirmasi bahwa ada kontak diplomatik terkait hal itu," katanya sebagaimana dilansir Daily Mail.
Komentar tersebut menimbulkan kemarahan dari Rusia. Zakharova menggambarkan komentar tersebut sebagai “melebihi aksi Russophobia” dan “menyimpang.”
Baca juga: Paus Fransiskus Tak Kuasa Menahan Tangis di Tengah Doa Publik untuk Perdamaian di Ukraina
Zakharova berbicara untuk pasukan Rusia di saluran Telegramnya: “Kami adalah satu keluarga dengan Buryat, Chechnya, dan perwakilan lain sebagai negara multinasional dan multi-agama.”
“Dan bersama-sama kita pasti akan berdoa untuk Takhta Suci, masing-masing dengan caranya sendiri.”
Moskwa dituduh secara tidak proporsional menarik pria dari etnis minoritas di Siberia dan di wilayah Kaukasusnya untuk diterjunkan sebagai pasukan ke dalam perang di Ukraina.
Kritikus Kremlin mengatakan kelompok minoritas dari daerah miskin dan terisolasi meninggal dalam jumlah yang lebih besar di Ukraina dibandingkan dengan etnis Rusia.
Tapi mereka juga dituduh di Ukraina memainkan peran besar di tempat-tempat seperti Bucha, di pinggiran Kyiv, di mana penyelidik PBB sedang menyelidiki tuduhan bahwa tentara Rusia membantai warga sipil.
Chechen berasal dari Chechnya di selatan Rusia, sedangkan Buryat adalah kelompok etnis dari Siberia timur.