Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Ukraina: Rusia Diduga Rencanakan Serangan Darat Besar-besaran Awal Tahun Baru

Kompas.com - 17/12/2022, 11:01 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

KYIV, KOMPAS.com - Ukraina menuduh Rusia merencanakan serangan darat besar-besaran pada awal tahun baru, meskipun belakangan ini militer Rusia mengalami kemunduran.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sejumlah pejabat senior telah mengingatkan agar Kyiv dan para sekutunya berhati-hati dan tidak berpuas diri dengan situasi belakangan ini.

Menurut para jenderal senior, serangan itu mungkin terjadi di wilayah Donbass timur, selatan, atau bahkan mendekati Kyiv.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-296 Serangan Rusia ke Ukraina: Hujan Rudal Rusia, Putin Telepon Modi

Sementara itu, para analis Barat menilai kemampuan Rusia melakukan operasi darat yang sukses telah menurun dengan cepat.

Perwira militer paling senior Inggris, Laksamana Sir Tony Radakin mengatakan bahwa perang hanya akan membuat situasi Moskwa lebih buruk lagi. Sebab menurut dia, Rusia tengah kekurangan amunisi artileri yang kritis.

Dalam serangkaian pernyataan pers, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengeklaim bahwa ada semakin banyak bukti yang menunjukkan Rusia tengah merencanakan serangan baru yang luas, meski mereka telah menghadapi serangkaian kekalahan di medan perang.

Reznikov berspekulasi bahwa serangan itu mungkin terjadi pada Februari, tepat ketika setengah dari 300.000 tentara yang mengikuti program wajib militer Rusia untuk menyokong perang di Ukraina akan selesai berlatih.

Baca juga: AS Akan Kirim Pertahanan Udara Patriot ke Ukraina, Ini Peringatan Rusia

“Bagian kedua dari mobilisasi, sekitar 150.000 (tentara) melakukan persiapan minimal tiga bulan. Itu berarti mereka mencoba untuk memulai gelombang serangan berikutnya mungkin pada Februari, seperti tahun lalu. Itu rencana mereka,” kata Reznikov kepada The Guardian.

“Kremlin sedang mencari solusi baru (untuk) meraih kewenangan," lanjut Reznikov yang juga menduga bahwa Rusia akan memobilisasi lebih banyak warganya.

Sementara itu, The Economist melaporkan bahwa serangan dapat terjadi setelah Januari, namun lebih mungkin pada musim semi.

Prediksi itu bersumber dari Zelensky, Panglima militer Ukraina Jenderal Valery Zaluzhny dan Komandan Angkatan Darat Jenderal Oleksandr Syrskyi dalam wawancara mereka baru-baru ini.

Baca juga: Ukraina Terkini: Serangan Hujan Rudal Rusia, Puluhan Misil Ditembakkan

"Rusia sedang mempersiapkan sekitar 200.000 tentara baru. Saya yakin mereka akan melakukan serangan lagi di Kyiv," kata Jenderal Zaluzhny.

Zaluzhny menuturkan, Rusia 100 persen sedang bersiap.

"Tugas strategis yang sangat penting bagi Ukraina adalah mempersiapkan cadangan dan mempersiapkan perang, yang mungkin berlangsung pada Februari, paling lambat bulan Maret, dan paling buruk pada akhir Januari," ucap Zaluzhny.

"(Serangan) ini mungkin bukan dimulai di Donbass, tapi ke arah Kyiv, ke arah Belarus, dan saya tidak mengesampingkan arah selatan juga," tuturnya.

Wilayah Ukraina yang dikontrol oleh Rusia.BBC INDONESIA Wilayah Ukraina yang dikontrol oleh Rusia.

Baca juga: Sikap ASEAN Terpecah soal Perang Rusia di Ukraina, Siapa yang Dukung?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com