Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Pembunuhan dan Mutilasi yang Hebohkan India, Jenazah Dimasukkan ke Kulkas

Kompas.com - 28/11/2022, 20:29 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

NEW DELHI, KOMPAS.com - Selama beberapa hari terakhir publik India dikejutkan oleh peristiwa yang disebut-sebut sebagai "pembunuhan paling keji".

Polisi di ibu kota Delhi telah menahan seorang pria muda--Aftab Poonawala--atas sangkaan membunuh kekasihnya yang telah hidup bersama selama tiga tahun.

Kepolisian menduga Poonawala membunuh Shraddha Walkar pada Mei silam, memutilasi tubuh perempuan berusia 27 tahun itu, dan menyimpan di kulkas rumahnya. Kemudian selama beberapa bulan dia dituduh membuang jenazah kekasihnya--potong demi potong--ke berbagai wilayah di dalam kota.

Baca juga: Seorang Pria Spanyol Didakwa 15 Tahun Penjara Setelah Bunuh, Mutilasi, dan Makan Jasad Ibunya

Poonawala berada dalam tahanan dan belum membuat pernyataan ke publik. Namun, pada Selasa (22/11/2022), dia berkata di pengadilan bahwa "informasi yang menyerang saya tidak benar" dan bahwa dia "sepenuhnya kooperatif dalam penyelidikan kepolisian".

Kematian Shraddha Walkar terungkap pekan lalu setelah dia dilaporkan hilang oleh ayahnya.

Sejak itu, cerita mengerikan soal dugaan pembunuhan menjadi pemberitaan utama media massa India berdasarkan kepingan informasi yang belum diverifikasi. Informasi-informasi ini diberikan polisi, yang tak mau disebutkan namanya, kepada wartawan lokal.

Kejahatan berjuluk "pembunuhan kulkas" ini menarik perhatian besar masyarakat India sehingga berbagai situs berita online melaporkan peristiwa tersebut dengan perkembangan yang terus diperbarui setiap beberapa menit di laman utama mereka.

Kemarahan publik pun tumpah ke jalan-jalan. Para pedemo membakar orang-orangan yang dibuat mirip Poonawala seraya mendesak hukuman yang berat untuknya.

Pengacara, aktivis, dan mantan pejabat polisi menyatakan keprihatinan mereka atas liputan media yang begitu intens.

Vikram Singh, pensiunan direktur jenderal kepolisian di Negara Bagian Uttar Pradesh, menyebutnya "sangat tidak bertanggung jawab".

"Komentar demi komentar yang terus bergulir itu merugikan penyelidikan dan tidak menghormati mendiang," katanya kepada BBC.

Peliputan tanpa henti ini jadi sulit untuk memisahkan mana fakta dan opini. Sejumlah laporan pemberitaan terperosok dalam ketidakkonsistenan tentang fakta kasus tersebut, termasuk soal bagaimana pasangan itu bertemu.

Baca juga: Bunuh dan Mutilasi 9 Orang, Pria Berjuluk Pembunuh Twitter Ini Dihukum Mati

Hubungan asmara

Shraddha Walkar dan Aftab Poonawala tinggal di wilayah yang sama di Kota Mumbai. Polisi menyebut keduanya bertemu di aplikasi kencan Bumble.

Namun, dalam laporan orang hilang ke kantor polisi Mumbai pada awal Oktober lalu, ayah Walkar berkata bahwa mereka bertemu pada 2018 di kantor layanan informasi - tempat keduanya bekerja.

Hubungan Walkar dengan keluarganya renggang karena mereka tidak menyetujui hubungannya dengan Poonawala.

Dalam aduannya ke polisi, ayah Walkar mengatakan dia berupaya menghalangi anaknya melanjutkan hubungan dengan Poonawala lantaran "kami orang Hindu dan Poonawala seorang Muslim. Kami juga tidak menikah dengan orang di luar kasta atau agama kami".

Namun, pasangan itu mulai hidup bersama pada 2019 dan pindah ke Delhi awal tahun ini dengan menyewa apartemen di wilayah Chhatarpur Pahadi.

Polisi menduga Aftab Poonawala membunuh pasangan hidupnya.ANI via BBC INDONESIA Polisi menduga Aftab Poonawala membunuh pasangan hidupnya.
Teman-teman pasangan itu dan polisi berkata bahwa keduanya sering bertengkar. Mereka juga menuduh Poonawala melecehkan Walkar.

Pejabat senior polisi, Ankit Chauhan, mengatakan Walkar menekan Poonawala untuk menikahinya dan pada "tanggal 18 Mei, dia hilang kesabaran dan mencekiknya".

Ayah Walkar akhirnya mendatangi kantor polisi Mumbai setelah diberitahu teman-teman anaknya bahwa mereka tidak mendengar kabar Walkar selama beberapa bulan dan teleponnya telah dimatikan.

Pada Rabu (23/11), sebuah catatan dengan tulisan tangan muncul - yang menurut kepolisian Delhi ditulis oleh Walkar pada 2020. Saat itu dia mengadu ke kepolisian Mumbai bahwa Poonawala memukulinya dan "mengancam akan membunuhnya dan memutilasinya menjadi beberapa bagian"--persis seperti yang polisi temukan dua tahun kemudian.

Baca juga: Mutilasi Ibunya Hidup-hidup, Selebgram Ini Tertawa di Pengadilan

Apa yang diketahui sejauh ini?

Pada Rabu (23/11/2022), saat Poonawala dicecar pertanyaan apakah dia tahu apa yang dia perbuat, dia menjawab "apapun yang terjadi adalah tindakan yang tidak disengaja".

Pernyataannya itu ditafsirkan sebagai pengakuan, tapi Abinash Kumar selaku pengacaranya membantah bahwa Poonawala telah mengakui melakukan pembunuhan. Kumar berkata bahwa Poonawala "sepenuhnya kooperatif dalam proses penyelidikan".

Akan tetapi, sesaat setelah Poonawala ditahan, polisi mengatakan pria tersebut telah mengakui kejahatan yang dilakukannya dan memberikan sejumlah petunjuk untuk menemukan bukti-bukti.

Setelah itu, polisi menggeledah apartemen Poonawala dan membawanya ke hutan terdekat. Polisi berkata "dia telah membuang beberapa bagian tubuh Walkar".

Polisi mengatakan mereka menemukan beberapa tulang serta potongan tubuh. Barang bukti itu telah dikirim ke rumah sakit forensik untuk diperiksa kemudian dicocokkan dengan sampel DNA ayah Walkar demi memastikan bahwa itu adalah korban.

Berbekal pendeteksi logam, polisi juga menyisir semak-semak di Gurgaon, wilayah pinggiran di Kota Delhi, untuk mencari pisau yang dipakai memutilasi tubuh korban. Polisi juga mengosongkan sebuah kolam di daerah Maidan Garhi untuk mengambil beberapa tulang, demi menemukan lebih banyak bukti.

Pada Kamis (24/11), Poonawala menjalani tes poligraf atau tes kebohongan dan diperkirakan akan menjalani tes analisis narko. Poonawala akan disuntikkan obat yang dikenal sebagai "serum kebenaran" sebelum diinterogasi.

Meskipun tes tersebut tidak diterima di pengadilan, seorang hakim memerintahkan tes ini dilakukan setelah polisi mengatakan Poonawala berupaya mengaburkan fakta dengan memberikan pernyataan yang bertentangan.

Baca juga: ISIS Penggal dan Mutilasi 50 Orang di Lapangan Sepak Bola Mozambik

Jejak yang hilang

Pada Selasa (22/11/2022), polisi memberitahu pengadilan bahwa 80 persen penyelidikan mereka telah selesai, tapi mereka masih mencari bukti penting yang bisa mengungkap kasus ini.

Tidak ada barang milik Walkar yang ditemukan dari apartemen tempat pasangan ini tinggal dan beberapa bukti mungkin telah hilang lantaran peristiwa tersebut sudah lewat berbulan-bulan lalu.

Polisi mengatakan mereka percaya bahwa "senjata berat dan tajam" seperti gergaji besi atau pisau daging digunakan untuk memutilasi tubuh Walkar, hanya saja polisi belum menemukan benda-benda itu.

Selain itu, tulang-tulang yang telah ditemukan di semak-semak belum dipastikan identitasnya dan beberapa laporan menyebutkan kualitas temuan itu mungkin rusak karena ditemukan beberapa bulan setelah insiden pembunuhan.

Setelah penyelam mengambil beberapa tulang dari sebuah kolam di daerah Maidan Garhi di Delhi untuk mencari lebih banyak bukti.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Setelah penyelam mengambil beberapa tulang dari sebuah kolam di daerah Maidan Garhi di Delhi untuk mencari lebih banyak bukti.
Setelah penyelam mengambil beberapa tulang dari sebuah kolam di daerah Maidan Garhi di Delhi untuk mencari lebih banyak bukti, muncul kritikan terhadap kepolisian Delhi bahwa mereka hanya memiliki sedikit bukti.

Kasus ini pun sepenuhnya dibangun dari bukti-bukti yang tidak kuat dan terancam diabaikan di pengadilan.

BBC berupaya menghubungi kepolisian Delhi tapi mereka berkata sedang sibuk dengan penyelidikan.

Tapi pensiunan pejabat polisi Vikram Singh mengatakan, ada banyak bukti bertebaran dan penyidik yang terampil akan menguak kejahatan ini.

"Kadang dibutuhkan waktu untuk menemukan senjata yang dipakai dalam kasus kejahatan, tapi jika Anda menemukan memiliki setetes darah atau air liur atau potongan daging, Anda bisa mengungkap kasus ini."

Di samping itu, kata dia, ada "bukti langsung yang cukup" untuk melawan Poonawala.

"Mereka tinggal bersama, ada laporan dari tetangga dan rekaman CCTV yang menunjukkan Walkar sering masuk dan keluar rumah, jadi dia tak punya banyak jalan untuk kabur."

Adapun pengacara Poonawala, Kumar, mengatakan dia mengerti bahwa kasus yang punya "tantangan".

"Jika saya tidak tahu dakwaan yang dituduhkan pada klien saya, saya tidak bisa berkata betapa mudah atau sulitnya membela dia," pungkasnya.

Baca juga: Ribut Soal Kentang Beku, Suami di Manchester Mutilasi Istrinya Sendiri

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com