Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria India Tewas Bakar Diri Saat Protes Penggunaan Bahasa Hindi sebagai Bahasa Nasional

Kompas.com - 28/11/2022, 15:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Seorang pria berusia 85 tahun bernama MV Thangavel tewas membakar dirinya sendiri saat memprotes penggunaan bahasa Hindi sebagai bahasa nasional India.

Polisi pada Minggu (27/11/2022) mengatakan, menurut Thangavel, India memaksakan penggunaan bahasa Hindi secara nasional, padahal bahasa tersebut sebagian besar digunakan di utara.

Bahasa adalah masalah emosional di India, negara dengan ratusan bahasa dan dialek, tetapi yang berfungsi sebagai media resmi utama adalah bahasa Inggris, sedangkan pemerintah negara bagian menggunakan bahasa daerah.

Baca juga: Pria Jepang Bakar Diri Sebagai Protes atas Pemakaman Kenegaraan Shinzo Abe

Thangavel adalah petani di negara bagian Tamil Nadu, India selatan. Ia membakar dirinya dengan bensin dan minyak tanah.

Dia memegang plakat berbahasa Tamil bertuliskan: "Pemerintah Modi setop paksakan bahasa Hindi. Mengapa kita harus memilih bahasa Hindi daripada bahasa Tamil kita yang kaya sastra... itu akan memengaruhi masa depan kaum muda kita."

Senthil, polisi yang hanya menggunakan satu nama, mengonfirmasi kepada AFP bahwa Thangavel bunuh diri.

"Dia menulis spanduk menentang pemerintah pusat," tambahnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Thangavel melakukan protesnya pada Sabtu (26/11/2022) di Kota Salem, luar kantor partai DMK yang berkuasa di Tamil Nadu. Dia adalah anggota partai tersebut.

Baca juga:

Menurut sensus terbaru pada 2011, tak sampai separuh dari warga India berbicara bahasa Hindi, tepatnya di bawah 44 persen.

Namun, bulan lalu sekelompok anggota parlemen yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Amit Shah dilaporkan menyarankan bahasa Hindi sebagai bahasa resmi nasional, termasuk untuk pendidikan teknis seperti kedokteran dan teknik.

Perdana Menteri India Narendra Modi yang nasionalis menyebut penggunaan bahasa Inggris adalah mentalitas budak, dan mempromosikan penggunaan bahasa India.

Akan tetapi, para penentang menuduh pemerintahan Modi berusaha memaksakan bahasa Hindi sehingga memicu amarah di selatan.

Sebagian besar bahasa India selatan adalah Dravida, keluarga bahasa yang sangat berbeda dengan kelompok Indo-Eropa yang mencakup bahasa Hindi.

Bahasa nasional India adalah masalah politik yang sudah berlangsung lama. Pada 1960-an, partai kongres yang berkuasa saat itu berusaha menjadikan bahasa Hindi sebagai bahasa nasional, lalu menyebabkan kebencian abadi di India selatan.

Baca juga: Demo Belarus, Seorang Pria Bakar Diri di Depan Gedung Pemerintahan

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com