Dia menambahkan, “Saya melihat orang tua menjauhkan anak-anak kecil mereka dari saya. Saya sedih karena mereka takut pada saya.”
Meet Lalit Patidar from Madhya Pradesh, a 17-year-old boy who suffers from a very rare condition.#NewsMo #Syndrome #Werewolf #MadhyaPradesh pic.twitter.com/hFbSwqTwHN
— IndiaToday (@IndiaToday) November 24, 2022
Baca juga: Thomas Wedders, Pria dengan Hidung Terpanjang di Dunia, Rekornya Belum Terpecahkan
Untungnya, bukannya berkecil hati, Patidar sejak itu justru belajar merangkul kondisi tubuhnya yang unik.
Dia tidak membiarkan cemoohan orang menghalanginya untuk menjalani kehidupan yang bahagia dan memuaskan.
“Saya berbeda dari manusia biasa dalam hal yang baik, saya unik,” ujarnya.
“Perlahan semua orang di keluarga saya mulai merasa normal tentang hal itu dan teman-teman saya juga banyak menyemangati saya.”
Patidar kini mulai menceritakan kisah hidupnya melalui blog dan video. Dia pun bermimpi kelak bisa menjadi YouTuber terkenal.
Dia merasa bahwa penampilan fisik seharusnya tidak menghalangi seseorang untuk mengejar impiannya.
"Saya tidak boleh menyerah dan menjalani hidup secara penuh, saya selalu ingin maju dan bahagia."
Baca juga: Pertama di Dunia, Darah Buatan Lab Diberikan Pada Manusia, Mulai Masuk Proses Uji Klinis
National Library of Medicine mendefinisikan hipertrikosis sebagai kelainan yang membuat "pertumbuhan rambut berlebihan di bagian tubuh mana pun."
Kelainan itu masih terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertrikosis umum (yang terjadi di seluruh tubuh) dan versi lokal (yang terbatas pada bagian tubuh tertentu).
Hipertrikosis dapat muncul saat lahir atau muncul di masa dewasa.
Penyakit yang juga dikenal sebagai "sindrom manusia serigala" ini sangat langka, dengan kurang dari 100 kasus yang tercatat sejak abad pertengahan.
Sampai sekarang, tidak ada obat untuk hipertrikosis. Orang yang memiliki sindrom ini biasanya akan memelihara surai abadi mereka melalui pemangkasan, pencukuran, waxing, laser, dan metode penghilangan rambut lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.