Dengan pengalamannya yang pernah menjadi menteri keuangan dan berhadapan langsung dengan krisis 1998, saya kira Anwar akan segera mengambil langkah progresif secara fiskal namun konservatif secara moneter.
Pemerintah Anwar diperkirakan akan jor-joran mengalokasikan anggaran untuk program-program kesejahteraan sosial untuk mempertahankan daya beli masyarakat Malaysia di satu sisi dan mendorong Bank Sentral Malaysia untuk menstabilisasi nilai tukar ringgit dengan menaikkan suku bunga.
Sementara itu, secara geoekonomi pemerintahan Anwar diperkirakan akan tetap mengikuti gaya negara-negara Asia Tenggara, yakni strategic hedging.
Malaysia akan mempertahankan relasi ekonomi strategis dengan China, menyerap sebesar-besarnya keuntungan ekonomi yang bisa didapat oleh Malaysia, namun tetap mempererat ikatan geopolitik dengan Amerika Serikat di satu sisi dan tetap menjadi anggota yang baik dalam komunitas negara-negara persemakmuran di sisi lain.
Keseimbangan semacam ini sangat dibutuhkan Malaysia untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi.
Namun, khusus untuk relasi ekonomi dengan China, jika pemerintahan Anwar Ibrahim ingin mendapatkan benefit yang besar dari investasi China (Belt and Road Initiative), terutama untuk akselerasi pemulihan ekonomi, maka Malaysia tentu harus tetap bersedia mengakomodasi kehadiran tenaga kerja dari China, minimal dalam batas tertentu.
Untuk itu, pemerintahan Anwar harus benar-benar bisa membangun konsensus nasional, terutama dengan kubu oposisi, agar persoalan tenaga kerja asing (TKA) dari China pada beberapa lokasi investasi strategis.
Belt and Road Initiative dalam batas tertentu, dipahami sebagai bagian tak terpisahkan dari diplomasi ekonomi antara Malaysia dan China dalam rangka mendapatkan benefit ekonomi sebesar-besarnya dari negeri Tirai Bambu tersebut.
Dan untuk Indonesia, pelantikan Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri (PM) baru ke-10 Malaysia adalah jalan potensial untuk meningkatkan segala macam kerja sama antar kedua negara.
Hal tersebut tidak saja disadari oleh Presiden Jokowi yang juga sebagai kepala negara sahabat pertama yang mengucapkan selamat kepada Anwar, tapi juga oleh Anwar sendiri.
Indonesia adalah sahabat sejati Malaysia, tulis Anwar pada postingan Twitternya hari Kamis (24/11/2022) lalu, sekaligus membeberkan isi pembicarannya dengan Presiden Jokowi.
“Saya tegaskan Indonesia merupakan sahabat sejati Malaysia dan saya mengharapkan hubungan dagang dan bisnis, investasi, budaya, dan isu pekerja dapat dipertingkatkan,” tulisnya.
Dalam percakapan kedua pemimpin via telepon yang direkam dan diunggah Anwar di Twitter, Anwar menyatakan merasa terhormat Presiden Jokowi menjadi kepala negara pertama yang menyampaikan ucapan selamat kepadanya.
Sementara itu, dalam pembicaraan tersebut, Jokowi mengatakan Dato’ Anwar adalah sosok yang dikenal luas di Indonesia dan dihormati oleh rakyat Indonesia.
Tentu hal sebaliknya juga berlaku di Malaysia. Sebagaimana kita ketahui, Jokowi adalah sosok presiden Indonesia yang sangat dikagumi oleh masyarakat Malaysia.
Jokowi acapkali dijadikan pembanding ideal untuk pemimpin-pemimpin terpilih Malaysia selama beberapa tahun terakhir.
Jadi, terpilihnya PM Malaysia yang dikagumi di Indonesia di satu sisi dan Presiden Republik Indonesia yang sangat didambakan oleh masyarakat Malaysia di sisi lain, kini kedua negara memiliki modalitas kuat untuk menuju fase "best relationship ever" yang saling menguatkan dan menguntungkan di hari-hari mendatang. Semoga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.