Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Pengaruh di Afrika, Macron Sebut Rusia Predator

Kompas.com - 21/11/2022, 09:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

PARIS, KOMPAS.com – Presiden Perancis Emmanuel Macron menuding Rusia memberi makan propaganda anti-Perancis di Afrika untuk melayani ambisi "predator" di negara-negara Afrika yang bermasalah.

Hal tersebut disampaikan Macron di sela-sela KTT negara-negara berbahasa Perancis di Tunisia, Minggu (20/11/2022).

Di sela kegiatan, Macron diminta untuk menanggapi kritik yang mengatakan Perancis mengeksploitasi ikatan ekonomi dan politik bersejarah di bekas koloninya untuk melayani kepentingannya sendiri.

Baca juga: Rusia Waspada, Gunung Berapi Besar di Timur Jauh Siap Metus Kapan Pun

“Persepsi ini diumpankan oleh orang lain, ini adalah proyek politik,” kata Macron kepada TV5 Monde dalam sebuah wawancara.

“Saya tidak bodoh, banyak influencer, terkadang berbicara di program Anda, dibayar oleh Rusia. Kami tahu mereka,” sambung Macron.

Dia menambahkan, mereka yang ingin menyebarkan pengaruhnya di Afrika melakukannya untuk melukai Perancis.

“Melukai bahasanya, menabur keraguan, tetapi di atas segalanya mengejar kepentingan tertentu,” ucap Macron, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Serangan Rusia Rusak Hampir Setengah Sistem Energi Ukraina, 10 Juta Orang Tanpa Listrik

Perancis, bekas kekuatan kolonial di sebagian besar Afrika Barat dan Tengah, memiliki hubungan militer lama di wilayah Afrika yang kini berbahasa Perancis.

Pasukan Perancis juga ditempatkan di Mali selama satu dekade sebagai bagian dari operasi kontra-terorisme.

Para kritikus justru menggambarkan operasi Perancis di Mali sebagai kegagalan dan menyalahkannya karena membuat kawasan itu semakin tidak stabil.

Paris juga telah berebut pengaruh dengan Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan keamanan swasta asal Rusia, Grup Wagner, mulai dikontrak di beberapa negara, termasuk di Republik Afrika Tengah dan Mali.

Baca juga: Rusia Tuduh Tentara Ukraina Eksekusi Tawanan Perang di Donbass

Paris harus menarik pasukan di Mali setelah militer negara tersebut mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada 2020.

Para pemimpin militer Mali kemudian mengundang Grup Wagner untuk membantu pertempuran selama satu dekade melawan pemberontak dan memutuskan hubungan dengan Perancis.

Rusia mengatakan, Grup Wagner tidak mewakili negara Rusia atau dibayar olehnya.

Pada Minggu, Macron mengatakan perilaku Rusia layaknya seperti predator.

“Anda hanya perlu melihat apa yang terjadi di Republik Afrika Tengah atau di tempat lain untuk melihat bahwa proyek Rusia yang sedang berlangsung di sana, ketika Perancis disingkirkan, adalah proyek predator,” kata Macron.

Baca juga: Bagaimana Nasib Rongsokan Tank Rusia di Ukraina?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com