KYIV, KOMPAS.com - Serangan Rusia ke Ukraina sudah berlangsung selama 269 hari, dengan Kyiv melaporkan lumpuhnya hampir setengah dari sistem energi Ukraina.
Pemerintah di Kyiv pun memperingatkan bahwa kota itu dapat menghadapi "pemutusan total" jaringan listrik saat musim dingin tiba.
Dengan turunnya suhu dan salju pertama di Kyiv, para pejabat bekerja untuk memulihkan listrik secara nasional setelah beberapa pemboman terberat infrastruktur sipil Ukraina dalam perang.
Baca juga: Sebagian Besar Anggota APEC Mengutuk Perang Ukraina
PBB mengatakan kekurangan listrik dan air di Ukraina membuat negara itu makin rentan dengan bencana kemanusiaan terutama di musim dingin.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia tampaknya sedang mempersiapkan pertahanan untuk terobosan besar lebih lanjut di provinsi Donetsk, Ukraina.
Pasukan Ukraina juga memukul mundur sekitar 100 serangan di wilayah Donetsk timur dalam 24 jam terakhir, tanpa henti dalam pertempuran, klaim Presiden Volodymyr Zelensky.
Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia menembakkan artileri ke kota Bakhmut, dan Soledar dan Bilohorivka di dekatnya di timur. Tembakan Rusia juga melanda daerah dekat Avdiivka dan di wilayah Zaporizhia di Ukraina selatan.
Volodymyr Zelensky menolak gagasan "gencatan senjata singkat" dengan Rusia, mengatakan itu hanya akan memperburuk keadaan.
“Rusia sekarang mencari gencatan senjata singkat, jeda untuk mendapatkan kembali kekuatan,” kata presiden Ukraina dalam sambutannya yang disiarkan di Forum Keamanan Internasional Halifax.
"Seseorang mungkin menyebut ini akhir perang, tetapi jeda seperti itu hanya akan memperburuk situasi."
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan juga berbicara dengan Volodymyr Zelensky dan mereka saling memberi selamat atas perpanjangan kesepakatan biji-bijian yang ditengahi PBB, kata kantor Erdogan.
Erdogan mengatakan kepada Zelensky bahwa “perpanjangan kesepakatan ini ke meja perundingan” akan menguntungkan semua pihak.
Baca juga: Serangan Rusia Rusak Hampir Setengah Sistem Energi Ukraina, 10 Juta Orang Tanpa Listrik
Ratusan orang Ukraina ditahan dan diculik di Kherson setelah Rusia merebut provinsi itu. Sebuah kelompok Universitas Yale yang meneliti kejahatan perang menilai temuan itu menjadi bukti bahwa aksi tersebut terencana.
Observatorium Konflik mengatakan telah mendokumentasikan 226 penahanan di luar proses hukum dan penghilangan paksa di Kherson. Sekitar seperempat dari jumlah itu diduga mengalami penyiksaan dan empat meninggal dalam tahanan.
Kremlin sementara itu menuduh tentara Ukraina mengeksekusi lebih dari 10 tawanan perang Rusia menyusul beredarnya video di media sosial yang mengaku berasal dari garis depan pertempuran.
Baca juga: Rusia Tuduh Tentara Ukraina Eksekusi Tawanan Perang di Donbass