Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musk Umumkan Akun Donald Trump Dipulihkan, tapi Trump Sebut Twitter Banyak Masalah

Kompas.com - 20/11/2022, 10:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Bos baru Twitter, Elon Musk, mengumumkan bahwa akun mantan Presiden AS Donald Trump akan kembali diaktifkan di Twitter.

Pengumuman tersebut disampaikan Musk di Twitter pada Sabtu (20/11/2022) setelah dia menggelar jajak pendapat mengenai pengaktifan lagi akun Trump.

Sebelumnya, akun Trump dinonaktifkan oleh Twitter setelah insiden penyerbuan Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.

Baca juga: Gonjang-ganjing Twitter: Karyawan Ogah Kerja Hardcore, Ratusan Resign, Kantor Ditutup

Dalam jajak pendapat yang digelar Musk, sebanyak 51,8 persen memilih ya sedangkan sisanya memilih tidak, sebagaimana dilansir AP.

“Rakyat telah berbicara. Trump akan dipulihkan. Vox Populi, Vox Dei (suara rakyat, suara tuhan),” tulis Musk.

Tidak jelas apakah Trump benar-benar akan kembali ke Twitter. Dia sempat menyatakan tidak akan kembali ke platform tersebut bahkan jika akunnya dipulihkan.

Saat ini, Trump mengandalkan platform “media sosial” besutannya sendiri, Truth Social, yang dia luncurkan setelah diblokir di Twitter.

Baca juga: Elon Musk Cari Pemimpin Baru untuk Twitter

Pada Sabtu, dalam pidatonya di Las Vegas, AS, Trump mengatakan bahwa dia mengetahui jajak pendapat Musk. Akan tetapi, dia melihat ada banyak masalah di Twitter.

“Saya dengar kami mendapat suara besar untuk kembali ke Twitter. Saya tidak melihatnya karena saya tidak melihat alasan untuk itu," kata Trump seperti dikutip Bloomberg.

“Mungkin berhasil, mungkin tidak berhasil,” tambah Trump, tampaknya merujuk pada pergolakan internal Twitter baru-baru ini.

Baca juga: Elon Musk Ungkap Alasan Tak Datang ke Forum G20 di Bali, Gara-gara Twitter?

Twitter gonjang-ganjing

Sebelumnya, perusahaan media sosial Twitter gonjang-ganjing setelah Musk menutup kantor dan ratusan karyawan memilih resign alias mengundurkan diri.

Ratusan Twitter mengundurkan diri setelah Musk memberi ultimatum keras dengan menawarkan pilihan karyawannya kerja “hardcore” atau mengundurkan diri dan diberi pesangon.

Para karyawan lantas beramai-ramai mengetwit di Twitter bahwa mereka telah mengajukan pengunduran diri setelah Musk memberikan ultimatum tersebut.

Di sisi lain, Musk memilih menutup kantor Twitter selama hingga pekan depan, sebagaimana dilansir LBC, Jumat (18/11/2022).

Baca juga: Twitter Makin Kacau Setelah Kepala Keamanan Mundur

Musk tidak merinci mengapa kantor Twitter ditutup.

Setelah resmi membeli Twitter, Musk langsung memecat separuh dari karyawan. Bahkan di hari pertamanya menjadi bos, Musk memecat beberapa eksekutif puncak.

Beberapa petinggi Twitter lantas dengan sukarela ikut mengundurkan diri.

Namun beberapa waktu kemudian, Twitter kembali meminta beberapa karyawan yang sudah dipecat untuk kembali bekerja dengan alasan kebutuhan di sejumlah posisi.

Baca juga: Banyak Pengguna Twitter Beralih ke Mastodon, Apa Perbedaannya?

LBC melaporkan, Twitter mengirim email kepada para karyawannya yang berbunyi, “hai, segera efektif, kami menutup sementara gedung kantor kami dan semua akses akan ditangguhkan. Kantor akan dibuka kembali pada Senin, 21 November.”

“Terima kasih atas fleksibilitas Anda. Silakan terus mematuhi kebijakan perusahaan dengan tidak membicarakan informasi rahasia perusahaan di media sosial, dengan pers, atau di tempat lain,” sambung email tersebut.

“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Anda untuk masa depan Twitter yang menarik,” imbuh email itu.

Baca juga: Iseng Ubah Nama Pengguna Jadi Elon Musk, Banyak Akun Twitter Terverifikasi Ditangguhkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com