NUSA DUA, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Rabu (16/11/2022) mengatakan, berbagai bantuan yang diberikan kepada Ukraina terbukti ampuh dalam perang melawan invasi Rusia.
Macron menuturkan, serangan balik yang dilakukan pasukan Ukraina sejak beberapa waktu lalu mencatatkan hasil yang positif.
Dalam konferensi pers di Media Center G20, Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Macron menyampaikan bahwa dukungan kepada Ukraina terus mengalir.
Baca juga: Saat Presiden Korsel dan Jepang “Blusukan” di KTT G20 untuk Beri Tekanan Korea Utara...
“Tanpa bantuan, Ukraina mungkin tak bisa melakukan seperti ini,” kata Macron.
Untuk mengakhiri perang, Macron berujar bahwa memang dibutuhkan dua jalur yakni negosiasi dan perlawanan.
Untuk jalur negosiasi, Macron berharap Rusia dan Ukraina dapat kembali ke meja perundingan agar perang bisa berakhir.
Dia menuturkan, perang antara Rusia dan Ukraina turut menjadi pembahasan penting dalam KTT G20 di Bali pada Selasa (15/11/2022) hingga Rabu.
Presiden berusia 44 tahun itu menambahkan, beberapa bulan terakhir anggota G20 berusaha menjaga agar tidak sampai terjadi perpecahan dan perang dapat berhenti.
"Kami ingin menyampaikan pesan penting untuk meredam eskalasi perang. Ada peluang untuk melakukan konvergensi dengan India dan China untuk meredam eskalasi," ucap Macron.
Ia juga menyebutkan, para pemimpin G20 mengecam perang di Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022 karena memberikan banyak dampak negatif kepada masyarakat dunia.
Baca juga: G20 dan Nasib Rusia - Ukraina
KTT G20 menyepakati deklarasi bersama G20 Bali Leaders Declaration yang diumumkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di penutupan konferensi, Rabu (16/11/2022).
Dalam deklarasi bersama itu, mayoritas anggota G20 mengecam keras perang yang masih berkecamuk di Ukraina.
Di satu sisi, posisi setiap negara G20 tetap sama dengan forum-forum lain, termasuk dalam Resolusi Sidang Umum PBB pada 12 Maret 2022 yang sangat keras menyesalkan agresi Rusia terhadap Ukraina, serta menuntut penarikan penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina.
Dalam resolusi tersebut, sebanyak 14 negara sepakat, lima negara menolak, 35 negara abstain, dan 12 negara absen.
Adapun dalam deklarasi bersama KTT G20, dari 20 negara anggota hanya Rusia yang menolaknya, sedangkan China dan India abstain.
“Menyadari bahwa G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan, kami mengakui bahwa masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap ekonomi global,” tulis G20 Bali Leaders Declaration.
Deklarasi KTT G20 ini juga menyebutkan, sangat penting menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral yang menjaga perdamaian serta stabilitas.
“Penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Penyelesaian konflik secara damai, upaya mengatasi krisis, serta diplomasi, dan dialog sangat penting. Era hari ini tidak boleh perang,” tulis deklarasi bersama KTT G20.
Baca juga: Deklarasi Bersama KTT G20, Mayoritas Anggota Kecam Keras Perang Rusia-Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.