LONDON, KOMPAS.com – Hanya berselang enam pekan setelah mengundurkan diri, Boris Johnson berpeluang melancarkan comeback politik sensasional.
Ini terjadi setelah Liz Truss mundur setelah 45 hari menjabat sebagai PM Inggris.
Johnson berpeluang untuk kembali menghuni kediaman resmi Perdana Menteri Inggris di 10 Downing Street setelah memberi sinyal kuat akan mencalonkan diri kembali sebagai pemimpin Partai Konservatif.
Baca juga: PM Inggris Mengundurkan Diri, Ini Deretan Kesalahan Liz Truss
Arsitek Brexit itu telah memangkas liburannya di Republik Dominika hingga Jumat (21/10/2022) malam, dengan segera kembali ke London diduga untuk menggalang dukungan.
Kembali menjadi orang nomor satu Inggris tidaklah mudah.
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, tercatat hanya Winston Churchill dan Harold Wilson yang berhasil kembali menjadi PM Inggris setelah kalah pemilu.
Peluang Johnson bahkan jauh lebih terjal mengingat dia baru saja meninggalkan kursi PM yang terpaksa dilakukannya setelah serangkaian skandal demi skandal yang melumpuhkan pemerintahannya.
Untuk mendapatkan tiket pencalonan, Johnson harus mengamankan minimal 100 dukungan dari total 359 kolega partainya, angka yang diperkirakan akan dapat dicapainya akhir pekan ini.
Rintangan terbesar sosok berusia 58 tahun ini adalah investigasi parlemen yang sedang berlangsung terhadapnya apakah dia telah membohongi parlemen Inggris terkait skandal pesta ketika lockdown pandemi Covid-19.
Baca juga: Kandidat PM Inggris Boris Johnson dan Rishi Sunak akan Bertemu
Penolakan internal dari 40 persen kolega partainya sendiri tiga bulan lalu memicu pertanyaan mengenai legitimasi Johnson untuk kembali memimpin.
Meski demikian, sebagian kecil dari mereka dilaporkan kali ini telah mengganti posisi dengan menyatakan akan kembali mendukungnya.
Secara moral, penentangnya terutama parlementarian Konservatif moderat menilai Johnson tidak layak untuk bahkan kembali maju sebagai PM.
Jika terbukti bersalah, dia dapat diskorsing atau bahkan dipaksa mengundurkan diri sebagai anggota parlemen.
Mereka disebut mengancam akan mundur massal dari partai jika kembali dipimpin suami Carrie Johnson itu.
Pengkritiknya juga mewanti-wanti partai yang identik dengan warna biru ini akan melakukan bunuh diri politik jika kembali memilih Johnson yang meninggalkan kursi PM dengan popularitas 25 persen.