Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diterjang Gelombang Omicron XBB, Kehidupan Singapura Normal Seperti Biasa

Kompas.com - 23/10/2022, 15:35 WIB
Ericssen,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Singapura diterjang gelombang terbaru virus Covid-19 yang kali ini dipicu oleh kemunculan varian omicron XBB.

Gelombang yang mulai menerjang sejak awal pertengahan Oktober ini ditandai dengan naiknya kembali angka kasus infeksi harian Covid-19.

Rata-rata jumlah kasus dalam seminggu terakhir menyentuh angka 7.500-an per hari.

Baca juga: Singapura Pertimbangkan Beri Izin Warga Konsumsi Jangkrik dan Kumbang

Diperkirakan puncak gelombang kesembilan Covid-19 di Singapura akan terjadi pada bulan November dengan rata-rata temuan 15.000 kasus per hari.

Mengenal omicron XBB

Varian Omicron XBB atau BA.2.10 telah terdeteksi di beberapa negara selain Singapura. Di antaranya di Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat sejak Agustus 2022.

Melat kasus di beberapa negara, omicron XBB menunjukkan jauh lebih menular tetapi tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Sejauh ini, 99.8 persen pasien di Singapura melaporkan gejala ringan, seperti sakit tenggorokan atau demam ringan, terutama jika mereka telah divaksinasi.

Namun, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bahwa ada bukti bahwa omicron XBB memicu infeksi ulang. Sebab sekitar 17 persen dari total kasus bulan lalu adalah kasus infeksi ulang.

Baca juga: Harga Daging Ayam Malaysia di Singapura Naik Jadi Rp86.600 per Kg, Tetap Laris

Selain itu, warga yang belum pernah sama sekali terinfeksi Covid-19 juga rentan terpapar omicron XBB.

Hidup normal dengan Covid-19 berlanjut di Singapura

Sama seperti ketika gelombang ke-8 menghantam pada Juli lalu, Singapura akan melanjutkan kebijakan yang sama yaitu hidup normal berdampingan dengan Covid-19 kali ini.

Kebijakan pemakaian masker di dalam ruangan yang telah dicabut sejak akhir Agustus juga tidak ada tanda-tanda akan diubah.

Saat ini masker hanya wajib dipakai di kendaraan umum seperti MRT Bus dan di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit.

Pemerintah Singapura mengumumkan relaksasi besar-besaran new normal hidup bersama Covid-19 yang endemik sejak akhir Maret 2022. Seluruh peraturan protokol kesehatan (prokes) telah dicabut.

Kehidupan sehari-hari di Singapura telah kembali ke masa sebelum Covid-19.

Meski demikian, Menteri Kesehatan Ong Ye Kung tidak menutup kemungkinan kebijakan masker kembali diterapkan jika gelombang XBB ini memburuk.

Baca juga: Ketika National Geographic Inggris Sebut Singapura Berada di Malaysia...

Kelompok warga pertama yang akan mendapat perhatian adalah lansia dan yang sistem kekebalan tubuhnya rentan.

Pemerintah Singapura juga menganjurkan warga yang sedang tidak sehat agar menghindari tempat umum dan memakai masker jika ke luar rumah.

Tidak ketinggalan, warga diminta untuk memperkuat kekebalan terhadap begitu banyaknya varian baru.

Singapura akan memulai gelombang vaksinasi baru dengan vaksin bivalen booster Covid-19 kepada warga berumur 18 hingga 49 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com