PHILADELPHIA, KOMPAS.COM – Pemilih Amerika Serikat (AS) diprediksi akan menghukum Presiden Joe Biden dan Partai Demokrat pada pemilihan umum (pemilu) paruh waktu atau midterm yang akan digelar pada 8 November 2022.
Pemilu paruh waktu AS ini akan memilih anggota Kongres AS, yaitu DPR, Senat, serta pejabat di negara bagian seperti Gubernur.
Hasil sejumlah jajak pendapat menunjukkan Partai Republik hampir dipastikan akan merebut kembali kontrol DPR.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Konfirmasi Hadir ke KTT G20 Bulan Depan di Bali
Tapi, pertempuran dalam mengamankan mayoritas Senat diprediksi masih sangat ketat antara kedua partai.
Sejarah politik AS menunjukan partai yang berkuasa di Gedung Putih selalu mengalami kekalahan pada pemilu paruh waktu yang digelar setiap dua tahun.
Kekalahan yang diderita dapat berskala besar seperti yang pernah dialami mantan Presiden Barack Obama dan Donald Trump pada dua tahun pertama pemerintahannya.
Obama dan Trump kehilangan kontrol DPR setelah kehilangan masing-masing 63 dan 41 kursi.
Biden menghadapi situasi yang tidak jauh beda dengan kedua pendahulunya itu.
Hilangnya kontrol di DPR bahkan diprediksi tidak terhindarkan lagi karena mayoritas sangat tipis yaitu 222 berbanding 213 kursi yang saat ini dipegang Demokrat.
Yang menjadi pertanyaan terbesar adalah apakah Joe Biden dapat menghindari kekalahan telak?
Baca juga: Media Rusia: Indonesia Siap Fasilitasi Pertemuan Putin dan Biden di KTT G20
Partai Demokrat sempat di atas angin pada musim panas lalu setelah mencuatnya isu aborsi yang diputuskan secara hukum ilegal oleh Mahkamah Agung AS.
Berkampanye dengan isu aborsi dan perlindungan hak-hak reproduktif kaum wanita, partai yang identik dengan warna biru ini sempat mengalami lonjakan dukungan, fenomena yang tidak biasa bagi partai penguasa di pemilu paruh waktu.
Namun seiring semakin dekatnya hari pemilihan, survei menunjukan pemilih independen yang menjadi kunci mulai melabuhkan pilihan mereka ke Partai Republik.
Isu ekonomi kembali terangkat ke permukaan menenggelamkan isu andalan Demokrat seperti aborsi.
Meroketnya angka inflasi negeri “Paman Sam” serta naiknya harga-harga misal kebutuhan pokok menjadi sumber utama kecemasan pemilih.