Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Disebut Percepat Unifikasi dengan Taiwan, AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bareng Taipei

Kompas.com - 20/10/2022, 09:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – AS mempertimbangkan rencana memproduksi senjata bersama Taiwan.

Hal tersebut disampaikan Presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan Rupert Hammond-Chambers pada Rabu (19/10/2022), sebagaimana dilansir Reuters.

Sejauh ini, AS sudah menyetujui penjualan senjata ke Taiwan sejak 2017 dengan nilai lebih dari 20 miliar dollar AS.

Baca juga: Menlu AS: China Berencana Percepat Unifikasi dengan Taiwan

Penjualan sejata tersebut terjadi di tengah meningkatnya ancaman militer China ke Taiwan, di mana Beijing selalu mengeklaim Taipei sebagai bagian dari wilayahnya.

Akan tetapi, Taiwan dan Kongres AS memperingatkan penundaan pengiriman karena sejumlah kesulitan akibat perang di Ukraina.

Hammond-Chambers mengatakan, saat ini sedang masuk tahap awal rencana produksi senjata AS dan Taiwan.

Namun, belum ditentukan senjata mana yang akan diproduksi bersama antara AS dan Taiwan.

Baca juga: Xi Beri Isyarat Pertahankan Kebijakan Terkait Taiwan yang Dikecam AS

Kemungkinan, pembuatan senjata bersama akan fokus pada penyediaan lebih banyak amunisi dan teknologi rudal yang sudah lama ada di Taiwan.

Hammond-Chambers memperingatkan bahwa langkah seperti itu membutuhkan produsen senjata mendapatkan lisensi produksi bersama dari Kementerian Luar Negeri AS dan Kementerian Pertahanan AS.

Hammond-Chambers menambahkan, kemungkinan juga ada penolakan di dalam Pemerintah AS untuk mengeluarkan lisensi produksi bersama.

Penolakan bisa muncul karena kekhawatiran tentang persetujuan teknologi penting untuk platform asing.

Baca juga: Rangkuman Pernyataan Xi Jinping di Kongres Partai Komunis China: dari Taiwan hingga Perang Dingin

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, Washington sedang mencari semua opsi untuk memastikan transfer kemampuan pertahanan secara cepat ke Taiwan.

“Penyediaan persenjataan pertahanan dengan cepat ke Taiwan dan dukungan AS melalui Penjualan Militer Asing dan Penjualan Komersial Langsung sangat penting untuk keamanan Taiwan,” kata juru bicara tersebut.

“Kami akan terus bekerja dengan industri untuk mendukung tujuan itu,” sambungnya.

Kabar tentang rencana produksi senjata AS dan Taiwan muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berpidato kepada sebuah forum di Universitas Stanford pada Senin (17/10/2022).

Baca juga: Xi Jinping Bersumpah China Akan Tetap Rebut Taiwan, Mungkin dengan Kekuatan

“Beijing bertekad untuk mengejar unifikasi (dengan Taiwan) pada garis waktu yang jauh lebih cepat,” kata Blinken.

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping mengatakan pada Minggu (16/10/2022) bahwa Beijing tidak akan pernah melepaskan penggunaan kekuatan atas Taiwan.

Menanggapi pidato Xi, Kantor Kepresidenan Taiwan menyatakan bahwa Taipei tidak akan mundur dari kedaulatannya.

Taiwan juga tidak akan berkompromi dengan kemerdekaan dan demokrasi, tetapi pertemuan di medan perang bukanlah suatu pilihan.

Para pejabat AS juga sudah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga bisa menjadi “landak” yang sulit diserang China.

Baca juga: Taiwan Buka Perbatasan untuk Turis, Cabut Pembatasan Masuk Setelah 2,5 Tahun Pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com