Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Pria Derita Penyakit Langka Alami Flu Tiap Kali Orgasme

Kompas.com - 14/10/2022, 20:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Seorang pria berusia 27 di suatu negara diidentifikasi menderita penyakit langka yang menyebabkan dirinya mengalami gejala seperti flu setiap kali orgasme.

Kasus pria yang tidak disebutkan namanya itu baru-baru ini dilaporkan dalam jurnal medis Urology Case Reports oleh tim dokter yang berhasil mengobati kondisi tersebut dengan antihistamin.

Para ilmuwan menggambarkan penyakit langka pria itu sebagai reaksi alergi atau autoimun terhadap spermanya sendiri, yang menyebabkan gejala seperti flu.

Baca juga: Selamatkan Anak Gadis yang Tergantung di Eskalator, Pria Ini Dikritik karena Pegang Pantat

Gejala yang dilaporkan, antara lain:

  • Demam
  • Batuk
  • Bersin
  • Kelemahan otot
  • Gangguan konsentrasi
  • Ganguan memori
  • Bahkan masalah bicara

Karena mengalami gejala tak mengenakan yang terkait dengan orgasmenya sendiri, pria itu dilaporkan secara aktif menghindari tidur dengan pasangannya untuk waktu yang lama.

Meskipun kasus yang dijelaskan di atas mungkin terdengar aneh, itu benar-benar terjadi.

Para ilmuwan sejauh ini telah menemukan hampir 60 kasus orang yang terkena kondisi langka dan serius yang dikenal sebagai Sindrom Penyakit Pasca Orgasme (POIS).

Faktanya, ini semakin diakui sebagai penyebab disfungsi seksual yang melemahkan pada pria, tetapi karena sangat jarang dan tidak biasa, sering salah didiagnosis.

Baca juga: Disuruh Istri Belanja ke Toko Lalu Iseng Beli Lotre, Pria Ini Jackpot Rp 2,9 Miliar

“Banyak penyedia layanan kesehatan tidak mengetahuinya (POIS), apalagi masyarakat,” kata Dr. Andrew Shanholtzer dari Oakland University William Beaumont School of Medicine, salah satu penulis laporan kasus tersebut.

“Kemungkinan besar itu tidak terdiagnosis, dengan banyak penderita di luar sana,” ujar peneliti, sebagaimana dikutip dari Oddity Central.

Shanholtzer menjelaskan bahwa sementara penyebab pasti POIS tidak diketahui, diyakini dimulai setelah infeksi atau cedera pada testis menyebabkan jumlah mikroskopis sperma bocor ke dalam aliran darah, yang memicu respon imun.

“Ada sel khusus yang disebut sel Sertoli yang memelihara dan mengelilingi sperma dan membuatnya tetap terisolasi dari sel kekebalan,” jelas peneliti.

Ketika sel Sertoli rusak, sperma terkena sistem kekebalan untuk pertama kalinya dan sistem kekebalan menyerang sperma seperti virus atau bakteri asing.

Baca juga: Menang Lotre Rp 47 Miliar, Pria Ini Kewalahan Dimintai Uang Banyak Orang

Dalam kasus pria berusia 27 tahun, penulis laporan menulis bahwa gejalanya dimulai sekitar usia 18 tahun.

Selama sembilan tahun berikutnya, dia benar-benar menyerah pada aktivitas seksual setelah mengalami batuk, pilek, dan bersin, serta gatal-gatal di lengannya setiap kali dia orgasme.

Pria yang tidak disebutkan namanya itu, yang hanya disebut sebagai Mr. A, telah menemui sejumlah dokter, dari ahli urologi hingga ahli penyakit menular, tetapi tidak ada yang bisa menjelaskan apa yang terjadi padanya.

Dia diberi resep antibiotik, tetapi obat itu tidak memperbaiki kondisinya sama sekali.

Untungnya, setelah mendiagnosis Sindrom Penyakit Pasca Orgasme pria itu, Dr. Shanholtzer dan rekannya dapat mengobatinya dengan beberapa antihistamin, salah satunya (fexofenadine) menyebabkan gejalanya mereda sekitar 90 persen.

Jadi masih ada harapan bagi orang yang paling tidak beruntung di dunia dan beberapa orang lain yang berbagi penderitaannya.

Baca juga: Gigih, Pria Ini Kirim 600 E-mail demi Diterima Kerja di Bank Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com