Kala itu, La Tomatina muncul akibat ketidaksengajaan soal perselisihan antara penduduk setempat dalam parade menghormati santo pelindung kota, San Luis Bertran.
Menurut legenda setempat, sekelompok anak muda yang gaduh menjatuhkan topi baja seorang pria berkostum dan perkelahian pun terjadi.
Massa tiba-tiba mengambil tomat dari kios buah terdekat dan melemparkannya satu sama lain.
Pada parade tahun berikutnya, orang-orang memutuskan untuk mengulangi acara lempar makanan, membawa tomat dari rumah.
Baca juga: Trump Akui Takut Dibunuh Orang dengan Buah Nanas, Tomat, dan Pisang
Tradisi saling melempar tomat kemudian berlanjut di tahun-tahun berikutnya meski sempat dilarang pada 1950-an di bawah rezim Jenderal Franco.
Setelah Jenderal Franco turun, perang tomat kemudian dilanjutkan. Awalnya, kegiatan itu hanyalah acara regional.
Namun, sebuah liputan mengenai perang tomat di sana dan disiarkan televisi pada 1983 dan menarik perhatian dunia.
Sejak saat itu, perlahan-lahan banyak turis berbondong-bondong ke Bunol untuk mengikuti perang tomat setiap tahunnya.
Baca juga: Turis Mengamuk, Pesan Salad Seharga Rp 105.000 Isinya Cuma Tomat
La Tomatina kemudian secara resmi dinyatakan sebagai Festival Minat Turis Internasional pada 2002 dan menarik lebih banyak tur mancanegara.
Akhirnya pada 2013, Pemerintah Kota Bunol memperkenalkan sistem tiket, membatasi kehadiran orang di La Tomatina sebanyak 22.000 orang.
Setelah dua tahun hiatus karena pandemi Covid-19, La Tomatina hadir kembali pada 2022 dan merayakan hari jadinya ke-75 pada tanggal 31 Agustus.
Selain La Tomatina, ada beragam acara dalam festival di Bunol termasuk masak paella, parade, verbenas (pesta terbuka), dan kembang api.
Baca juga: Cerita Emak-Emak Terjebak di Antara Tawuran Remaja di Ciputat, Lalu Kena Bacokan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.