Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal La Tomatina Perang Tomat di Spanyol, Inspirasi Rencana Festival Tawuran di Manggarai?

Kompas.com - 13/10/2022, 20:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan berencana menggelar festival tawuran guna mengantisipasi tawuran di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.

"Karena ini udah membeludak ya ini mau dibikin festival tawuran. Karena Pak Wali Kota lagi mikirin, apa ini kita bikin festival tawuran," ujar Plt Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Ali Murtadho, Selasa (11/10/2022).

Diwartakan Kompas.com sebelumnya, Ali Murtadho menyampaikan hal tersebut saat mengukuhkan tim antisipasi tawuran di Stasiun Manggarai.

Baca juga: Pemkot Jaksel Akan Gelar Festival Tawuran di Manggarai, Batu Diganti Tomat dan Roti

Menurut Ali, dalam rencana festival tawuran, batu yang biasa dilempar pelaku untuk melukai lawan akan diganti dengan roti dan tomat.

"Diubah dari batu mungkin jadi tomat. Berubah dari batu menjadi roti, biar menjadi sesuatu yang unik," kata Ali.

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mohammad Fadil Imran menyambut baik inisiasi festival tawuran dengan lempar tomat dan roti.

Fadil merasa, festival tawuran dapat mengadopsi festival perang tomat seperti di Spanyol.

“Di TV itu, ada orang Spanyol yang lempar-lemparan tomat. Mungkin festivalnya bisa seperti itu,” ujar Fadil, sebagaimana dilansir Tribratanews.

Baca juga: Konsep Festival Tawuran di Manggarai, Ada Pembuatan Mural hingga Saling Lempar Cat

Perang tomat

Di Spanyol, ada sebuah festival unik berupa perang tomat yang bernama La Tomatina.

La Tomatina merupakan perang tomat di mana setiap peserta saling melemparkan tomat sebagai senjatanya, sebagaimana dilansir AFAR.

Festival unik ini digelar pada Rabu terakhir pada Agustus di jalan-jalan lama yang dibangun sejak Abad Pertengahan di Kota Bunol, Valencia, Spanyol.

Bagi penduduk Bunol, La Tomatina tidak sekadar saling melempar tomat. Festival ini merupakan bagian dari budaya mereka.

“La Tomatina adalah pameran kota yang paling penting. Semua Bunoleros dan Bunoleras (warga Kota Bunol) mengalaminya sebagai bagian dari budaya kami, cara hidup kami,” kata Maria Valles, anggota dewan untuk pariwisata dan La Tomatina.

Baca juga: 20.000 Orang Saling Lempar Tomat Busuk, Kota di Spanyol Jadi Lautan Tomat

Asal-usul La Tomatina

La Tomatina diyakini dimulai secara tidak sengaja pada 1944 atau 1945 di Kota Bunol.

Kala itu, La Tomatina muncul akibat ketidaksengajaan soal perselisihan antara penduduk setempat dalam parade menghormati santo pelindung kota, San Luis Bertran.

Menurut legenda setempat, sekelompok anak muda yang gaduh menjatuhkan topi baja seorang pria berkostum dan perkelahian pun terjadi.

Massa tiba-tiba mengambil tomat dari kios buah terdekat dan melemparkannya satu sama lain.

Pada parade tahun berikutnya, orang-orang memutuskan untuk mengulangi acara lempar makanan, membawa tomat dari rumah.

Baca juga: Trump Akui Takut Dibunuh Orang dengan Buah Nanas, Tomat, dan Pisang

Tradisi saling melempar tomat kemudian berlanjut di tahun-tahun berikutnya meski sempat dilarang pada 1950-an di bawah rezim Jenderal Franco.

Setelah Jenderal Franco turun, perang tomat kemudian dilanjutkan. Awalnya, kegiatan itu hanyalah acara regional.

Namun, sebuah liputan mengenai perang tomat di sana dan disiarkan televisi pada 1983 dan menarik perhatian dunia.

Sejak saat itu, perlahan-lahan banyak turis berbondong-bondong ke Bunol untuk mengikuti perang tomat setiap tahunnya.

Baca juga: Turis Mengamuk, Pesan Salad Seharga Rp 105.000 Isinya Cuma Tomat

La Tomatina kemudian secara resmi dinyatakan sebagai Festival Minat Turis Internasional pada 2002 dan menarik lebih banyak tur mancanegara.

Akhirnya pada 2013, Pemerintah Kota Bunol memperkenalkan sistem tiket, membatasi kehadiran orang di La Tomatina sebanyak 22.000 orang.

Setelah dua tahun hiatus karena pandemi Covid-19, La Tomatina hadir kembali pada 2022 dan merayakan hari jadinya ke-75 pada tanggal 31 Agustus.

Selain La Tomatina, ada beragam acara dalam festival di Bunol termasuk masak paella, parade, verbenas (pesta terbuka), dan kembang api.

Baca juga: Cerita Emak-Emak Terjebak di Antara Tawuran Remaja di Ciputat, Lalu Kena Bacokan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com