Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Ancaman Putin jika Ukraina Lanjutkan Serangan ke Pasukan Rusia

Kompas.com - 10/10/2022, 19:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan ancaman jika Ukraina sampai melanjutkan serangan ke pasukan Rusia.

Putin pada Senin (10/10/2022) menegaskan, tanggapan Rusia terhadap serangan Ukraina lebih lanjut akan "berat".

Dia mengatakan hal ini setelah pasukan Rusia melakukan serangan rudal pembalasan di berbagai wilayah Ukraina.

Baca juga: Ukraina Terkini: Rudal Rusia Terbang di Atas Wilayahnya, Moldova Tuntut Penjelasan

"Tidak mungkin untuk membiarkan (serangan Ukraina) tidak terbalaskan. Jika mereka melanjutkan serangan, tanggapan dari Rusia akan parah dan sesuai dengan tingkat ancaman," kata Presiden Rusia pada awal pertemuan daring yang diadakan Dewan Keamanan Rusia, sebagaimana dikutip dari AFP.

Pada Senin ini, Putin juga mengonfirmasi bahwa pasukan Rusia telah melakukan gelombang serangan rudal di kota-kota Ukraina.

Serangan rudal Rusia itu menewaskan sedikitnya lima orang dan melumpuhkan infrastruktur energi nasional.

"Pagi ini, atas saran Kementerian Pertahanan (Rusia) dan menurut rencana dari staf umum, serangan besar-besaran dilakukan dengan senjata jarak jauh berpresisi tinggi... pada (infrastruktur) energi, komando militer, dan fasilitas komunikasi di Ukraina," kata Putin dalam pertemuan dengan dewan keamanan.

Baca juga: Serangan Besar-besaran Rusia Tembakkan 75 Rudal ke Ukraina, Kyiv Terparah

Tanggapan Uni Eropa

Di sisi lain, Uni Eropa (UE) menegaskan serangan rudal Rusia terhadap warga sipil di Ukraina sama dengan kejahatan perang.

Hal itu disampaikan oleh Juru bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell pada Senin.

"Menargetkan orang tanpa pandang bulu dalam serangan rudal ke sasaran sipil yang pengecut dan keji memang merupakan eskalasi lebih lanjut," kata juru bicara Borell, Peter Stano.

"Uni Eropa mengutuk sekeras mungkin serangan keji ini terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil... Ini adalah sesuatu yang bertentangan dengan hukum humaniter internasional dan penargetan warga sipil tanpa pandang bulu ini merupakan kejahatan perang," kata dia.

Ditanya tentang Belarus yang setuju untuk mengerahkan "pengelompokan regional" pasukan Rusia dan Belarus ke wilayah yang tidak ditentukan, Stano memperingatkan Minsk untuk "menahan diri" tidak membantu Moskwa di Ukraina.

"Kami tidak memiliki rincian (tentang pengerahan bersama) tetapi jika ini berlanjut, ini akan menjadi eskalasi lain dari perang ilegal di Ukraina," kata Stano.

"Dan ini tidak akan terjawab dari pihak Uni Eropa," ucap dia memperingatkan.

Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi pada Belarus karena menyediakan wilayahnya bagi Rusia untuk meluncurkan sebagian dari invasinya ke Ukraina.

Baca juga: Ukraina Terkini: Serangkaian Rudal Kembali Hantam Pusat Kota Kyiv dan Wilayah Lainnya

UE mengatakan siap untuk menambahkan sanksi jika Minsk memberikan lebih banyak bantuan ke Moskwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Global
Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Global
Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Global
Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com