KYIV, KOMPAS.com - Serangkaian serangan rudal menghantam Ibu Kota Ukraina Kyiv dan wilayah di Lviv, Ternopil dan Dnipro pada Senin (10/10/2022), setelah Rusia menuduh Ukraina mengatur ledakan jembatan Crimea yang menghubungkan Rusia dan wilayah yang dianeksasinya pada 2014.
Media Ukraina Suspilne mengutip layanan darurat yang mengatakan ada korban tewas dan terluka di Kyiv, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai korban.
"Beberapa ledakan di distrik Shevchenskivskyi - di pusat ibu kota," kata Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, di aplikasi perpesanan Telegram. “Detailnya nanti.”
Baca juga: UPDATE Ledakan Jembatan Crimea: Putin Tuding Ukraina Dalangnya
Saksi melihat kawah besar di salah satu persimpangan pusat kota dan mobil di dekatnya benar-benar hancur, menghitam dan dengan bekas pecahan peluru.
Ledakan juga dilaporkan terjadi di Lviv, Ternopil dan Zhytomyr di barat Ukraina, dan di Dnipro di Ukraina tengah.
Serangan terakhir di Kyiv terjadi pada Juni.
Namun, tidak seperti serangan sebelumnya yang sebagian besar melanda pinggiran Kyiv, serangan Senin (10/2022) menargetkan beberapa lokasi di pusat kota menurut laporan Guardian.
BREAKING: Multiple explosions rock central Kyiv pic.twitter.com/FmiEUBfPsR
— BNO News (@BNONews) October 10, 2022
Pasukan Rusia meninggalkan kemajuan awal di Kyiv usai menghadapi perlawanan sengit yang didukung oleh senjata barat.
Sejak itu Moskwa dan proksinya berfokus di selatan dan Donbas, wilayah timur yang terdiri dari Luhansk dan tetangganya Donetsk, mengerahkan artileri yang luar biasa di beberapa pertempuran darat terberat di Eropa sejak perang dunia kedua.
Pertempuran baru-baru ini terfokus pada wilayah di utara Krimea, termasuk Zaporizhzhia, di mana enam rudal diluncurkan pada Sabtu (8/10/2022) malam dari wilayah yang diduduki Rusia di wilayah Zaporizhzhia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Minggu (9/10/2022) bahwa ledakan sehari sebelumnya di jembatan Crimea di atas Selat Kerch, rute pasokan utama bagi pasukan Moskwa di Ukraina selatan, adalah "tindakan terorisme yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil yang sangat penting".
“Ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan oleh layanan khusus Ukraina,” katanya dalam sebuah video di saluran Telegram Kremlin sebagaimana dilansir Guardian.
Baca juga: Ukraina Terkini: Puluhan Orang Tewas atau Terluka akibat Serangan Rusia di Zaporizhzhia
Ukraina belum mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu tetapi para pejabat senior Rusia menuntut tanggapan cepat dari Kremlin menjelang pertemuan dewan keamanan Putin pada Senin (10/10/2022) malam.
Dmitry Medvedev, wakil ketua dewan keamanan Rusia, mengatakan menjelang pertemuan bahwa Rusia harus membunuh “teroris” yang bertanggung jawab atas serangan itu.
“Rusia hanya dapat menanggapi kejahatan ini dengan membunuh teroris secara langsung, seperti kebiasaan di tempat lain di dunia. Inilah yang diharapkan warga Rusia,” kata mantan presiden dan perdana menteri itu seperti dikutip oleh kantor berita negara Tass.