Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Italia Bersiap Dipimpin Pemerintahan Sayap Kanan Pertama sejak Perang Dunia II, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 28/09/2022, 09:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Penulis: VOA Indonesia

ROMA, KOMPAS.com - Italia bersiap memiliki pemerintahan sayap kanan pertama sejak Perang Dunia II.

Hal ini terjadi setelah Giorgia Meloni terpilih sebagai perdana menteri perempuan pertama di negara tersebut.

“Akhirnya ada perubahan, karena sudah berapa tahun berlalu tak ada perubahan. Akhirnya kita memiliki seorang pemimpin baru. Harapannya, tindakan sosok ini koheren dengan ucapannya. Kita tunggu!” kata Valerio Reali, seorang mahasiswa.

Baca juga: Pemilu Italia: Arti Kemenangan Koalisi Kanan-Tengah Giorgia Meloni

Sementara seorang ibu rumah tangga, Federica Piccirillo mengaku tidak memilih Giorgia Meloni tapi tak keberatan dengan terpilihnya dia sebagai PM Italia baru.

“Saya tidak memilih dia (Meloni) karena saya bukan pendukung kelompok kanan. Tetapi bukan berarti negara ini, sekali lagi, ingin menunjukkan pemberontakan. Saya kira kampanye politik Letta (pemimpin Partai Demokrat) benar-benar salah, ia bukan tokoh yang tepat. Saya menyesal ada sebagian warga Italia yang memilihnya, karena jelas ia akan kalah,” tutur dia.

Inilah sebagian reaksi warga Roma pada Senin (26/9/2022) ketika melihat hasil pemilu nasional Italia yang tampaknya akan menghasilkan pemerintahan sayap kanan pertama di Italia sejak Perang Dunia 2.

Valerio Reali yang masih mahasiswa dan Federica Piccirillo yang ibu rumah tangga sama-sama terkejut dengan hasil pemilu itu. Terlebih dengan kemungkinan Giorgia Meloni menjadi perdana menteri perempuan pertama di Italia.

Italia yang kini condong ke sayap kanan menggeser realitas geopolitik Eropa, menempatkan partai yang skeptis pada Euro ke posisi untuk memimpin anggota pendiri Uni Eropa dan sekaligus negara dengan tingkat perekonomian terbesar ketiga di blok itu.

Baca juga: Aliansi Sayap Kanan Unggul dalam Pemilu, Italia Akan Punya PM Wanita Pertama

Kemenangan Meloni dipuji para pemimpin sayap Kanan di Eropa

Para pemimpin sayap kanan di seluruh Eropa dengan cepat memuji kemenangan Giorgia Meloni dan kebangkitan partainya yang melesat, seakan mengirim pesan bersejarah ke Brussel.

Hasil penghitungan suara yang mendekati akhir menunjukkan koalisi kanan-tengah menjaring sekitar 44 persen suara parlemen, dengan Partai Brother’s of Italy pimpinan Meloni merebut sekitar 26 persen suara.

Mitra koalisinya memperoleh sisanya, di mana liga anti-migran pimpinan Matteo Salvini meraih hampir 9 persen dan Forza Italia yang lebih moderat pimpinan mantan perdana menteri Silvio Berlusconi meraih sekitar 8 persen.

Partai Demokrat yang berhaluan kiri-tengah dan sekutunya meraih sekitar 26 persen, 5-Star Movement –yang telah menjadi peraih suara terbesar dalam pemilu parlemen tahun 2018– meraih sekitar 15 persen.

Jumlah pemilih sendiri merupakan yang terendah dalam sejarah Italia yaitu 64 persen.

Lembaga-lembaga survei menunjukkan para pemilih tetap tinggal di rumah sebagai bagian dari protes dan sekaligus kekecewaan atas kesepakatan di belakang layar yang telah menciptakan tiga pemerintahan sejak pemilu sebelumnya.

Baca juga: Italia Tawarkan Rp 222 Juta untuk Orang yang Mau Pindah ke Pulau Terbesar Kedua di Mediterania Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com