Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Italia: Arti Kemenangan Koalisi Kanan-Tengah Giorgia Meloni

Kompas.com - 27/09/2022, 11:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

ROMA, KOMPAS.com - Koalisi kanan-tengah yang dipimpin oleh politikus Giorgia Meloni memenangkan mayoritas suara parlemen dalam pemilihan umum (pemilu) Italia pada hari Minggu (25/9/2022), menurut exit poll.

Berbicara pada Senin (26/9/2022) pagi, Meloni mengatakan Italia telah mengirim "pesan yang jelas" dalam mendukung aliansinya.

"Jika kami dipanggil untuk memerintah negara ini, kami akan melakukannya untuk semua rakyat Italia, dengan tujuan menyatukan rakyat, mengutamakan apa yang menyatukan mereka daripada apa yang memisahkan mereka," katanya kepada para wartawan. "Kami tidak akan mengkhianati kepercayaan Anda."

Baca juga: Aliansi Sayap Kanan Unggul dalam Pemilu, Italia Akan Punya PM Wanita Pertama

Pernyataan itu dilontarkan tak lama setelah kelompok kiri-tengah utama, Partai Demokrat (PD), mengakui kekalahannya.

"Ini adalah malam yang menyedihkan bagi negara ini," Debora Serracchiani, anggota senior parlemen PD, mengatakan kepada wartawan dalam komentar resmi pertama setelah hasil pemilu. "(Kanan) memiliki mayoritas di parlemen, tetapi tidak di negara ini," tambah Serracchiani.

Apa hasil dari exit poll?

Pemungutan suara ditutup pada pukul 11 malam waktu setempat pada hari Minggu (25/9/2022). Exit poll menunjukkan aliansi Partai Persaudaraan Italia yang dipimpin oleh Meloni, telah mengamankan sekitar 45 persen suara. Partai Meloni sendiri memperoleh 26 persen dari total suara, menjadikannya kelompok tunggal terkuat dalam jajak pendapat.

Aliansi kiri-tengah, yang dipimpin oleh Partai Demokrat, adalah blok terkuat kedua, dengan perolehan suara mencapai 29 persen.

Gerakan Bintang Lima (M5S) berhasil meraih 16,5 persen suara, menyusul laporan lonjakan dukungan di menit-menit terakhir setelah moratorium pemungutan suara diberlakukan. Sekitar 51,5 juta orang memenuhi syarat untuk memberikan suara.

Kementerian Dalam Negeri menempatkan jumlah pemilih secara keseluruhan di angka 64 persen, yakni jauh lebih rendah dari pemilu tahun 2018 yang mencatat rekor jumlah pemilih sebesar 73 persen. Proyeksi menunjukkan bahwa aliansi kanan-tengah menang di antara 227 dan 257 kursi dari 400 kursi di majelis parlemen, dan 111 hingga 131 kursi dari 200 kursi senat.

Aliansi kiri-tengah, yang dipimpin oleh Partai Demokrat, diproyeksikan telah mengamankan 88 kursi di majelis parlemen dan 42 kursi di senat.

Pemilu Italia yang berlangsung pada Minggu, 25 September 2022.ASNA/ALESSANDO DI MARCO via DW INDONESIA Pemilu Italia yang berlangsung pada Minggu, 25 September 2022.
Siapa yang menjadi bagian dari koalisi pemenang?

Partai Persaudaraan Italia Meloni beraliansi dengan Partai Liga Anti-Migran Matteo Salvini, serta partai sayap kanan Forza Italia yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi.

Meloni berkampanye dengan moto "Tuhan, negara, dan keluarga." Nasionalis berusia 45 tahun itu meremehkan akar pasca-fasis partainya dan berusaha mempromosikannya sebagai kelompok konservatif arus utama.

Dia telah menolak tuduhan sebagai seorang fasis dan semakin melunakkan beberapa retorika sayap kanan. Namun, pada bulan Juni, dia mencerca apa yang disebut lobi LGBT, "imigrasi massal", dan "keuangan internasional yang besar."

Meskipun dia dikenal karena sikapnya yang skeptis, dia telah mengabaikan seruannya kepada Roma untuk meninggalkan zona euro. Sebaliknya, dia ingin Italia lebih menegaskan kepentingannya di Uni Eropa.

Baca juga: PM Mario Draghi Resmi Mundur, Italia Terjerumus Kekacauan Politik

Bagaimana reaksi politisi sayap kanan di Eropa?

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dan mitranya dari Polandia, Mateusz Morawiecki, memberikan selamat kepada Meloni setelah exit poll menunjukkan bahwa koalisinya menang.

"Di masa-masa sulit ini, kami membutuhkan lebih dari sebelumnya teman yang memiliki visi dan pendekatan yang sama untuk menghadapi tantangan Eropa," kata penasihat politik Orban, Balazs Orban.

Beberapa pemimpin Eropa berikan dukungannya untuk Giorgia Meloni.DW/ALEXANDRA VON NAHMEN via DW INDONESIA Beberapa pemimpin Eropa berikan dukungannya untuk Giorgia Meloni.
Anggota parlemen dari partai AfD sayap kanan Jerman dan partai Reli Nasional Perancis juga memuji kemenangan sayap kanan di Italia. "Kami merayakannya dengan Italia!" tulis anggota parlemen AfD Beatrix von Storch pada Minggu (25/9/2022) malam di akun Twitter-nya.

"Swedia di utara, Italia di selatan: pemerintah sayap kiri adalah berita kemarin," tulisnya, mengacu pada hasil pemilu Swedia baru-baru ini yang menandai kemenangan signifikan bagi sayap kanan Demokrat Swedia.

Anggota parlemen Eropa Jordan Bardella dari Perancis mengatakan rakyat Italia telah memberikan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen "sebuah pelajaran tentang kerendahan hati."

Pekan lalu, von der Leyen mengatakan Brussels memiliki alat yang dapat digunakan jika pemerintah sayap kanan baru di Italia gagal mengikuti aturan Uni Eropa (UE). Pernyataannya adalah referensi yang jelas untuk sebuah mekanisme yang memungkinkan UE untuk menangguhkan pendanaan bagi anggota yang dianggap tidak demokratis.

"Tidak ada ancaman apa pun yang dapat menghentikan demokrasi," kata Bardella. "Warga Eropa mengangkat kepala mereka dan kembali mengambil takdir mereka ke tangan mereka sendiri."

Baca juga: Hasil Pilpres Italia, Sergio Mattarella Terpilih Jadi Presiden Lagi

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Meloni Katakan Koalisi Kanan-Tengah Miliki Mandat 'Jelas'.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com