Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seruan Mobilisasi Parsial dari Putin Berujung Demonstrasi Warga

Kompas.com - 22/09/2022, 22:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, dia telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi parsial yang akan dimulai pada Rabu (21/9/2022).

Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Rabu bahwa tujuannya adalah untuk "membebaskan" wilayah Donbass Ukraina dan mengeklaim warga di wilayah itu tidak ingin kembali ke apa yang disebutnya "yoke" Ukraina.

Presiden Rusia juga mengatakan bahwa dia berbicara tentang mobilisasi parsial, yakni hanya warga negara yang kini berstatus cadangan yang akan dikenakan wajib militer, dan mereka yang bertugas di angkatan bersenjata yang memiliki spesialisasi militer tertentu serta pengalaman yang relevan.

Baca juga: Mobilisasi Parsial Rusia Kerahkan 300.000 Tentara Cadangan ke Ukraina, Putin Panik?

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, ada 300.000 tentara cadangan yang akan dipanggil. Putin juga akan kembali membuat referensi terselubung tentang adanya potensi penggunaan senjata nuklir, jika situasinya terus memanas.

"Ketika integritas teritorial negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami. Ini bukan gertakan," kata Putin.

Wilayah Barat disebut hanya bertujuan untuk melemahkan, memecah belah, dan akhirnya menghancurkan negara. Pidatonya disampaikan sehari setelah wilayah yang dikuasai Rusia di timur dan selatan Ukraina mengumumkan referendum untuk bergabung dengan Rusia.

Referendum, yang rencananya akan diadakan antara 23 dan 27 September di Provinsi Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia, mewakili sekitar 15 persen wilayah Ukraina, atau seukuran wilayah Hungaria.

Baca juga: Apa Itu Mobilisasi Parsial Rusia dan Dampaknya di Perang Ukraina?

Tergesa-gesa meninggalkan Rusia

Sementara beberapa warga di Rusia mencoba melarikan diri dari negara itu, lebih dari 1.000 orang ditangkap karena memprotes mobilisasi parsial.VYACHESLAV PROKOFYEV/TASS/DPA/PICTURE ALLIANCE via DW INDONESIA Sementara beberapa warga di Rusia mencoba melarikan diri dari negara itu, lebih dari 1.000 orang ditangkap karena memprotes mobilisasi parsial.

Kritikus Kremlin percaya bahwa keputusan mobilisasi parsial tersebut benar memunculkan kepanikan warga Rusia.

"Berita utama hari ini adalah Rusia telah mengumumkan mobilisasi," jelas Sergei Krivenko, mantan anggota Dewan Kepresidenan Rusia untuk Hak Asasi Manusia kepada tim DW. Dia menjelaskan bahwa apa yang disebut Putin parsial saat ini, bisa berubah menjadi universal saat ini juga.

Tampaknya banyak warga Rusia yang memiliki kesimpulan yang sama dengan Gudkov. Media lokal melaporkan bahwa penerbangan ke luar Rusia dalam beberapa hari ke depan ke beberapa negara yang tidak memerlukan visa, telah terjual habis.

Baca juga: Makin Banyak, Uni Eropa Siapkan Sanksi Baru untuk Rusia, Buntut Mobilisasi Parsial Putin

Harga tiket tujuan seperti Turkiye, Armenia, dan Azerbaijan, telah dilaporkan melonjak hingga setara dengan lebih dari 2.000 euro (Rp 29 juta).

Outlet media oposisi Rusia, Meduza, menerbitkan sebuah artikel berjudul "Ke mana harus melarikan diri dari Rusia," yang menampilkan daftar beberapa negara dan persyaratan masuk ke negara tersebut.

Anggota Uni Eropa seperti Latvia, Lituania, dan Estonia mengumumkan mereka tidak akan menawarkan perlindungan kepada warga Rusia yang melarikan diri dari mobilisasi Moskwa. Larangan dari negara-negara Baltik, bagaimanapun tidak termasuk bagi para pembangkang atau pengungsi.

Baca juga: Korea Utara Tegaskan Tak Pernah Memasok Senjata ke Rusia

Scholz: Langkah Putin adalah tindakan putus asa

Harga tiket penerbangan dari Rusia ke luar negeri telah meroket setelah Putin serukan mobilisasi parsial.VLADIMIR GERDO/TASS/DPA/PICTURE ALLIANCE via DW INDONESIA Harga tiket penerbangan dari Rusia ke luar negeri telah meroket setelah Putin serukan mobilisasi parsial.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut rencana mobilisasi pasukan parsial Putin sebagai tindakan putus asa yang akan membuat semuanya jauh lebih buruk.

"Rusia tidak bisa memenangi perang kriminal ini," kata Scholz di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, AS.

Scholz mengatakan bahwa Putin telah benar-benar meremehkan situasi di Ukraina sejak awal, mengacu pada perlawanan dan keinginan Ukraina untuk berjuang serta persatuan dan tekad dari warga Ukraina itu sendiri.

Baca juga: Cara Patahkan Lengan Puncaki Google Trend Rusia Usai Putin Umumkan Mobilisasi Parsial

Podolyak: Pidato Putin dapat diprediksi

Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pidato Putin adalah daya tarik yang benar-benar dapat diprediksi, yang lebih terlihat seperti upaya untuk membenarkan kegagalan mereka sendiri.

"Perang jelas tidak berjalan sesuai dengan skenario Rusia dan karena itu mengharuskan Putin membuat keputusan yang sangat tidak populer untuk memobilisasi serta membatasi hak-hak rakyatnya," kata Podolyak.

Zelensky mengatakan kepada media Jerman, Bild, bahwa dia tidak percaya ancaman Putin tentang adanya potensi penggunaan senjata nuklir.

Sehubungan dengan mobilisasi pasukan militer cadangan Rusia, Zelensky mengatakan bahwa Moskwa telah mengerahkan pasukannya di Kyiv, tetapi tidak dapat bertarung dan telah gugur di medan perang.

Presiden Ukraina juga mengatakan bahwa Putin ingin menenggelamkan Ukraina dengan lautan darah, tetapi juga dengan darah tentaranya sendiri.

Baca juga: Warga Rusia Sikat Habis Tiket Pesawat ke Luar Negeri Usai Putin Perintahkan Mobilisasi Parsial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com