Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

Kesalahan Putin dalam Perang Rusia-Ukraina

Kompas.com - 21/09/2022, 18:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJAK awal perang Rusia-Ukraina, secara statistik kekuatan Rusia tentu berada di atas angin.

Data dari situs globalfirepower.com tahun 2022 menunjukkan, kekuatan militer Ukraina berada jauh di bawah Rusia. Dari total 142 negara, kekuatan militer Ukraina hanya menempati peringkat ke-22, sangat jauh dari Rusia yang berada di peringkat ke-2 terbesar dunia.

Jumlah personel militer Rusia bahkan lebih dari tiga kali total jumlah personel militer Ukraina.

Perbedaan kekuatan yang sangat signifikan juga terlihat dari segi jumlah alutsista yang dimiliki kedua negara.

Baca juga: Perang di Ukraina Makin Jadi, Putin Umumkan Mobilisasi Parsial Rusia, Pertama Sejak PD II

Rusia juga memiliki keunggulan yang signifikan dari segi finansial dan sumber daya. Anggaran pertahanan Rusia mencapai 154 miliar dollar AS, sedangkan Ukraina hanya memiliki anggaran pertahanan sebesar 11,87 miliar dollar. Jumlah itu bahkan tidak sampai sepersepuluh total dari anggaran pertahanan Rusia.

Ukraina menunjukkan kegigihan, Rusia kewalahan

Hal itu tentunya membuat banyak pihak awalnya berspekulasi bahwa Rusia akan dengan sangat mudah menghancurkan atau bahkan mencaplok wilayah Ukraina.

Putin tentunya memiliki berbagai opsi agar operasi militer yang dijalankannya dapat berlangsung dengan cepat dan tanpa banyak kendala.

Namun, semenjak serangan pertamanya pada 24 Februari 2022, wilayah Ukraina ternyata tetap bertahan. Invasi yang awalnya diramalkan akan berlangsung dengan cepat, nyatanya sudah hampir tujuh bulan berlangsung dan tampaknya membuat Rusia mulai kewalahan.

Beberapa hari setelah serangan pertamanya, pasukan Rusia melancarkan operasi militer untuk merebut lapangan terbang Chornobaivka dekat wilayah Kherson pada 27 Februari 2022. Kherson merupakan kota Ukraina pertama yang berhasil diduduki Rusia.

Baca juga: Kanselir Jerman Sebut Konflik Ukraina Bisa Berakhir, Asal...

Akan tetapi, pendudukan tersebut tidak berlangsung lama. Di hari yang sama saat Rusia berhasil mengambil alih lapangan terbang tersebut, pasukan Ukraina mulai melakukan serangan balik dengan drone bersenjata dan menyerang helikopter yang terbang membawa pasokan logistik dari Krimea.

Akibat dari serangan balik itu, militer Ukraina dilaporkan telah menghancurkan 30 armada helikopter militer Rusia. Sekitar seminggu kemudian, pasukan Ukraina menghancurkan tujuh helikopter lainnya.

Pada 2 Mei 2022, Ukraina telah melakukan 18 serangan terpisah di lapangan terbang tersebut, yang menurut mereka, telah menghancurkan tidak hanya puluhan helikopter, tetapi juga depot senjata dan amunisi. Dua jenderal dan banyak personel batalion Rusia tewas di lokasi itu.

Namun anehnya, pasukan Rusia terus mengirimkan peralatan serta pasokan logistik lainnya dengan helikopter ke lapangan terbang tersebut. Rusia seperti tidak memiliki strategi alternatif untuk mrebut kembali dan mengamankan fasilitas strategis itu dan hanya berpegangan pada perintah komando atasnya saja.

Tentunya, hal itu membawa malapetaka bagi personel Rusia yang bertugas di area tersebut.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengeklaim, pertempuran Chornobaivka merupakan simbol tidak kompetennya para komandan militer Rusia, yang justru membiarkan kondisi tersebut layaknya membunuh tentaranya sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com