Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Resesi Teknis, Hong Kong Akan Segera Tinggalkan Aturan nol-Covid China

Kompas.com - 20/09/2022, 18:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Pemimpin Hong Kong mengatakan akan segera membuat keputusan untuk melonggarkan pembatasan Covid-19 Hong Kong secara lebih lanjut, karena penduduk dan bisnis mengecam aturan karantina yang telah membuat kota pusat keuangan terputus selama lebih dari dua tahun.

"Kami akan segera membuat keputusan dan mengumumkan kepada publik," kata kepala eksekutif John Lee kepada wartawan pada Selasa (20/9/2022) sebagaimana dilansir AFP.

"Kami ingin terhubung dengan berbagai tempat di dunia. Kami ingin membuka secara tertib," tambahnya.

Baca juga: Joe Biden Sebut Pandemi Covid-19 di AS Sudah Berakhir

Hong Kong telah mematuhi versi aturan ketat nol-Covid China selama pandemi, menghancurkan ekonomi dan mendorong migrasi ke luar kota ketika pusat bisnis saingan dibuka kembali.

Kota finansial ini masih mempertahankan aturan Covid seperti karantina hotel wajib untuk kedatangan internasional (saat ini untuk tiga hari), penggunaan masker yang meluas, batas operasi bisnis dan larangan lebih dari empat orang berkumpul di depan umum.

Lee, mantan kepala keamanan yang dilantik Beijing, menjabat pada Juli dan berjanji untuk membuka kembali kota sambil menjaga kasus tetap rendah.

Dia mengurangi karantina hotel dari tujuh menjadi tiga hari, tetapi kritik terhadapnya semakin meningkat dari penduduk, organisasi bisnis, dan pakar kesehatan, yang mengatakan dia harus melangkah lebih jauh.

Selama seminggu terakhir beberapa media Hong Kong telah melaporkan, mengutip sumber, bahwa pemerintah telah setuju untuk mencabut karantina.

Baca juga: 27 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus Karantina Covid, Warga China Marah: Kenapa Dini Hari?

Lee tidak akan mengonfirmasi keputusan itu atau berkomitmen pada garis waktu yang tegas pada Selasa (2022/9/2022) sebagaimana dilansir AFP.

Namun komentarnya merupakan indikasi terkuat bahwa Hong Kong berencana untuk bergabung dengan sebagian besar dunia lainnya dalam menerima endemisitas.

Itu akan membuat hanya China dan Taiwan yang masih mempertahankan karantina wajib untuk kedatangan.

"Tujuan kami adalah memaksimalkan konektivitas internasional Hong Kong dan mengurangi ketidaknyamanan kedatangan karena karantina, dengan syarat kami dapat mengendalikan tren pandemi," kata Lee.

Hong Kong berada di tengah resesi teknis, dengan kepala keuangannya baru-baru ini memperingatkan defisit fiskalnya diperkirakan akan membengkak menjadi 12,7 miliar dollar AS setara Rp190,7 triliun tahun ini, dua kali lipat dari perkiraan awal.

Baca juga: Covid-19 Surut, KBRI Singapura Kembali Gelar Resepsi Diplomatik HUT RI

Kedatangan di bandara, yang pernah menjadi salah satu yang tersibuk di dunia, kini hanya berada di sebagian kecil dari kondisi pra-pandemi dengan banyak maskapai melewatkan kota ini sama sekali.

Saingan regional Singapura telah lama meniadakan kontrol virus corona dan menjadi tuan rumah banyak konferensi, hiburan, dan acara olahraga selama beberapa bulan mendatang.

Sementara itu, Hong Kong telah mengalami beberapa pembatalan acara oleh penyelenggara dengan alasan kontrol pandemi yang tidak pasti termasuk Kejuaraan Perahu Naga Dunia tahun depan yang akan diadakan di Thailand sebagai gantinya.

Hong Kong berencana menjadi tuan rumah KTT perbankan dan Rugby Sevens pada November, meskipun di bawah aturan saat ini para pemain di Rugby Sevens harus tetap berada dalam gelembung "loop tertutup".

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com