KOMPAS.com - Uni Soviet dinyatakan runtuh dan tidak eksis lagi pasca-puluhan tahun berdiri pada 8 Desember 1991.
Ekonomi yang buruk ditambah pendekatan lepas tangan Mikhail Gorbachev terhadap satelit Soviet, menginspirasi gerakan kemerdekaan di republik-republik di pinggiran Soviet.
Satu per satu, negara-negara Baltik (Estonia, Lituania dan Latvia) mendeklarasikan kemerdekaan dari Moskwa.
Baca juga: 14 Juli 1960, Ketika Uni Soviet Pertegas Kerenggangan dengan China karena Visi Komunisme
Dilansir History, sebelumnya pada 18 Agustus 1991, anggota partai Komunis di militer dan pemerintah menempatkan Gorbachev di bawah tahanan rumah.
Alasan resmi yang diberikan untuk pemenjaraannya adalah "ketidakmampuannya karena alasan kesehatan" untuk memimpin sebagai presiden. Para pemimpin kudeta juga mengumumkan keadaan darurat.
Militer bergerak ke Moskwa, tetapi tank mereka bertemu dengan rantai manusia dan warga yang membangun barikade untuk melindungi Parlemen Rusia.
Boris Yelstin, yang saat itu menjabat sebagai ketua parlemen, berdiri di atas salah satu tank itu untuk mengumpulkan massa di sekitarnya. Kudeta pun gagal setelah tiga hari.
Baca juga: Vladimir Lenin dan Perannya Mendirikan Uni Soviet
Pada tanggal 8 Desember, Gorbachev yang baru bebas melakukan perjalanan ke Minsk, di mana ia bertemu dengan para pemimpin Republik Belarus dan Ukraina.
Di sana ia menandatangani perjanjian yang berisi pemisahan kedua negara dari Uni Soviet.
“Uni Soviet sebagai subjek realitas internasional dan geopolitik tidak ada lagi,” tulis perjanjian itu.
Hanya beberapa minggu kemudian, Belarus dan Ukraina diikuti delapan dari sembilan republik yang tersisa, yang mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari Uni Soviet setelah pertemuan di Alma-Ata, Kazakhstan.
Kembali di Moskwa, Gorbachev sudah dianggap jatuh. Sementara Boris Yelstin malah naik daun.
Pria yang pernah berdiri di atas tank di depan parlemen, memiliki kendali atas parlemen dan KGB.
Baca juga: Invasi Uni Soviet ke Afganistan pada 1979 yang Picu Perang Saudara
Pengunduran diri Gorbachev sebagai presiden tidak dapat dihindari. Pada Hari Natal 1991, dia menyerahkan jabatannya.
“Kita sekarang hidup di dunia baru. Perang Dingin dan perlombaan senjata telah diakhiri, serta militerisasi gila negara, yang telah melumpuhkan ekonomi, sikap dan moral publik kita,” ujarnya waktu itu.