Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Juli 1960, Ketika Uni Soviet Pertegas Kerenggangan dengan China karena Visi Komunisme

Kompas.com - 14/07/2022, 16:25 WIB
Ahmad Suudi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Manifesto komunisme mulai diserukan secara terbuka oleh ekonom dan filsuf Jerman bernama Karl Marx dan Friedrich Engels, dengan melibatkan kaum buruh, sejak 21 Februari 1848.

Dilansir dari History.com, motonya yang berbunyi "pekerja dunia, bersatu!" segera menjadi seruan, yang mengiringi aksi pemberontakan kaum buruh terhadap kapitalisme.

Komunisme dipahami sebagai ideologi politik dan ekonomi yang menciptakan masyarakat tanpa kelas, di mana segala sesuatu dibagi secara merata.

Hampir 80 tahun setelahnya, Vladimir Lenin kemudian membentuk Uni Soviet (sekarang Rusia) dan mengubahnya menjadi pemerintahan komunis pertama di dunia, serta menyingkirkan pihak-pihak yang menentang.

Penganut ideologi ini berupaya terus memperluas pengaruhnya. Sejak 1940 sampai 1979 sejumlah negara secara paksa atau tidak, pernah menggunakan ideologi tersebut.

Baca juga: Mengenang Berakhirnya Perang Tank Terbesar di Dunia, Jerman Pun Mundur

Negara itu adalah Estonia, Latvia, Lithuania, Yugoslavia, Polandia, Albania, Bulgaria, Rumania, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Tibet, Guinea, Yaman, Kenya, Sudan, Kongo, Burma, Angola, Benin, Tanjung Verde, Laos, Kampuchea, Madagaskar, Mozambik, Somalia, Seychelles, Afghanistan, Grenada, Nikaragua, dan lainnya.

Beberapa tetap menganut ideologi itu sampai saat ini dengan berbagai penyesuaian, seperti China, Korea Utara, Vietnam, dan Kuba.

China menjadi negara penganut komunisme setelah terinspirasi langkah Uni Soviet. Mereka mendirikan Partai Komunis China pada 1 Juli 1921.

Perdana Menteri Inggris Winston Churchill memperingatkan Amerika Serikat akan sikap Uni Soviet yang semakin memisahkan diri dari sekutu yang cenderung kapitalis pada 5 Maret 1946.

Adapun Uni Soviet berfokus pada perluasan ideologi komunisme ke berbagai negara. Padahal, dalam Perang Dunia (PD) II Uni Soviet dan sekutu bersama-sama memerangi Jerman Nazi yang berada di bawah kepemimpinan Adolf Hitler.

Baca juga: Mengenang Pembantaian Srebrenica yang Menewaskan 8.000 Muslim Bosnia...

Keretakan Uni Soviet dan China

Awalnya, China keberatan pada kebijakan dalam dan luar negeri Uni Soviet yang dianggap dapat mengurangi perkembangan penyebaran ideologi komunisme ke berbagai negara.

Langkah Uni Soviet yang berkompromi secara diplomatik dengan Amerika Serikat (AS), disebut China sebagai tren kontra-revolusioner.

Kedua negara pun melakukan pertemuan di Moskwa pada pertengahan 1963 untuk upaya merekatkan kembali kerja sama mereka dalam menyebarkan komunisme. Namun, upaya itu seakan tidak berhasil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com