Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelidikan Bellingcat Ungkap Sosok Mata-mata Rahasia Rusia, Sudah Menjebak Staf NATO di Naples

Kompas.com - 28/08/2022, 22:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

KOMPAS.com - Sebuah tim penyelidik mengklaim telah membuka kedok mata-mata rahasia dari badan intelijen militer Rusia (GRU), yang menghabiskan satu dekade menyamar sebagai perancang perhiasan Amerika Latin dan berpesta dengan staf NATO yang berbasis di Naples.

Para penyelidik Bellingcat mengatakan wanita itu menggunakan nama Maria Adela Kuhfeldt Rivera.

Kepada orang-orang yang ditemuinya dia mengaku anak dari ayah Jerman dengan ibu Peru, dan lahir di kota Callao, Peru.

Faktanya, dia adalah seorang perwira GRU karir dari Rusia, menurut penelitian oleh Bellingcat dalam kemitraan dengan sejumlah media termasuk La Repubblica di Italia dan Der Spiegel di Jerman, dan dibagikan dengan Guardian sebelum dipublikasikan.

Baca juga: Rusia akan Bangun 2 Reaktor Nuklir di Hongaria

Penempatan “Rivera”, sebagai agen rahasia yang terlatih untuk menyamar sebagai orang asing, adalah ilegal menurut komunitas intelijen.

Badan intelijen Moskwa telah menggunakan cara ilegal tersebut sejak awal periode Soviet. Terkadang, mereka tetap hidup dalam identitas palsu mereka selama beberapa dekade.

Menyamar sebagai sosialita

Menyamar sebagai "Rivera", mata-mata rahasia Rusia ini bergerakan secara ilegal dari Roma, Malta dan Paris, hingga akhirnya menetap di Naples, rumah Komando Gabungan Sekutu NATO, sekitar tahun 2013.

Dia mendirikan butik perhiasan bernama Serein dan menjalani kehidupan sosial yang aktif.

Kenalannya mengatakan bahwa dengan mengambil peran sebagai sekretaris di Lions Club internasional cabang Napoli, wanita itu dapat berteman dengan banyak staf NATO dan afiliasi lainnya.

Baca juga: Serangan Bom Mobil Kembali Tewaskan Pejabat yang Dipasang Kremlin di Wilayah yang Diduduki Rusia

Seorang karyawan NATO mengatakan kepada penyelidik bahwa dia memiliki hubungan romantis singkat dengan "Rivera", sebagaimana dilansir Guardian.

Secara tradisional, keberadaan mata-mata rahasia ini sangat sulit ditemukan oleh badan kontra intelijen.

Tetapi kini di dunia data biometrik, perangkat lunak pengenalan wajah, dan kemungkinan investigasi sumber terbuka, semakin sulit bagi Rusia menjaga mata-mata ilegalnya di bawah radar.

Petunjuk dari nomor paspor

Christo Grozev, CEO Bellingcat dan penyelidik utama laporan ini, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia pertama kali menemukan jejak kemungkinan GRU ilegal ketika dia melihat database penyeberangan perbatasan yang bocor.

Dokumen itu dicatat oleh penjaga perbatasan Belarus dan disediakan oleh sekelompok peretas yang menentang rezim Alexander Lukashenko, yang juga sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Grozev kemudian mencari nomor paspor Rusia, yang diperkirakan diketahui telah digunakan oleh operator GRU, dan menemukan banyak petunjuk.

Sebagian besar memiliki nama Rusia, tetapi satu yang menonjol: Maria Adela Kuhfeldt Rivera.

Baca juga: Serangan Bom Mobil Kembali Tewaskan Pejabat yang Dipasang Kremlin di Wilayah yang Diduduki Rusia

Melihat lebih dekat pada "Rivera", Grozev menemukan bahwa dia bepergian dengan beberapa paspor Rusia dengan nomor seri dalam jangkauan yang diketahui digunakan oleh operator GRU terkenal lainnya.

Data itu termasuk yang digunakan seorang perwira, yang telah didakwa atas dugaan serangan racun novichok terhadap pedagang senjata Bulgaria Emilian Gebrev. Selain itu juga petugas GRU lainnya, yang dilaporkan terlibat dalam serangan terhadap Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury pada 2018.

Baca juga: Kenapa Rusia Bakar Rp 147 Miliar Gas Alam Tiap Hari Saat Harga Bahan Bakar Naik di Banyak Negara?

Ditarik kembali ke Rusia

Penyelidik Bellingcat itu juga menemukan bahwa pada 15 September 2018, “Rivera” membeli tiket dari Napoli ke Moskwa.

Sehari sebelumnya, Bellingcat dan mitra investigasi Rusia-nya, Insider, menerbitkan sebuah artikel tentang dua peracun Salisbury, yang melakukan perjalanan dengan identitas penyamaran Ruslan Boshirov dan Alexander Petrov.

Laporan itu mencatat ada penyimpangan dalam data paspor mereka, yang menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan dengan agen keamanan.

Tampaknya "Rivera" ditarik oleh bosnya, yang takut bahwa operasi lain dengan nomor paspor yang sama dapat dikaitkan. Dia tampaknya tidak meninggalkan Rusia lagi.

Dua bulan setelah kepergiannya yang tiba-tiba dari Naples, dia mengunggah status Facebook dalam bahasa Italia, tampaknya sebagai cara untuk menjelaskan kepergian dan kebisuannya.

“Itu adalah kebenaran yang akhirnya harus saya ungkapkan … Rambut mulai tumbuh sekarang setelah kemo, sangat pendek tetapi ada. Aku merindukan semuanya, tapi aku mencoba untuk bernafas," tulisnya.

Baca juga: Peringatan Pasukan Chechnya yang Bertarung untuk Ukraina: Jika Menang, Rusia Tak Akan Berhenti

Tindakan yang tidak biasa

Beberapa GRU ilegal hanya bepergian ke luar negeri untuk misi jangka pendek yang cepat, dan mengubah identitas secara teratur. Tapi yang lain seperti "Rivera," menghabiskan bertahun-tahun menempati identitas samaran yang sama.

Pada Juni, Belanda mendeportasi seorang pria yang tiba dengan paspor Brasil atas nama Viktor Muller Ferreira, menuduhnya sebagai seorang Rusia ilegal bernama Sergey Vladimirovich Cherkasov.

Dia rupanya menghabiskan satu dekade mempersiapkan identitasnya, termasuk tugas belajar di Irlandia dan AS. Dia dicurigai mencoba menyusup ke pengadilan pidana internasional di Den Haag.

Hal yang tidak biasa tentang "Rivera" adalah bahwa dia bepergian dengan paspor Rusia, ketika biasanya orang ilegal menyamarkan hubungan mereka dengan Rusia atau Uni Soviet.

Menurut penyelidikan Bellingcat, tampaknya upaya sebelumnya untuk menyatakan "Rivera" sebagai warga negara Peru gagal. Dokumen resmi Peru dari 2006 mencatat bahwa permohonan kewarganegaraannya ditolak karena dianggap gadungan.

Baca juga: Kenapa Rusia Bakar Rp 147 Miliar Gas Alam Tiap Hari Saat Harga Bahan Bakar Naik di Banyak Negara?

Rupanya, tidak terpengaruh oleh masalah itu, GRU kemudian meluncurkan kembali identitas "Kuhfeldt Rivera" dengan paspor Rusia.

Keputusan itu dinilai aneh, tetapi mungkin saja dia telah membuat kontak yang berharga dengan identitas itu dan tidak ingin kehilangan mereka.

Banyak orang yang pernah bertemu dengan “Kuhfeldt Rivera” mengatakan bahwa dia memberitahu mereka bahwa ibunya yang berasal dari Peru membawanya ke Uni Soviet pada 1980 dan meninggalkannya di sana.

Dia rupanya telah mencoba berbagai rute untuk mendapatkan paspor Eropa Barat selama bertahun-tahun.

Bellingcat mengatakan telah mengidentifikasi wanita Rusia asli di balik persona "Rivera" palsu, berdasarkan informasi dan pencocokan foto dari berbagai database dan penelitian sumber terbuka. Namun wanita itu tidak membalas permintaan komentar dari Guardian.

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com