Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas Banjir Pakistan Hampir 1.000 Jiwa, Pemerintah Nyatakan Darurat Nasional

Kompas.com - 27/08/2022, 17:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

ISLAMABAD, KOMPAS.com – Status darurat nasional diumumkan setelah korban tewas akibat banjir Pakistan hampir mencapai 1.000 orang dan membuat lebih dari 30 juta orang kehilangan tempat tinggal mereka negara Asia Selatan itu.

Sedikitnya 937 orang tewas sejak pertengahan Juni, termasuk 343 anak-anak, ketika hujan monsun terus melanda Pakistan menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NDMA).

Sebagian besar wilayah barat daya provinsi Balochistan juga masih terendam, seolah menghidupkan kembali ingatan akan banjir yang menghancurkan 2010.

Baca juga: Buntut Banjir Seoul, Korea Selatan Larang Hunian Seperti Film Parasite

Lebih dari separuh korban berasal dari Balochistan dan provinsi Sindh selatan di mana masing-masing 234 dan 306 orang tewas, di tengah rekor hujan yang melanda setengah juta rumah di seluruh negeri.

Fida Hussain Shahani, seorang buruh dari sebuah desa terpencil di Sindh, berduka atas anaknya yang tersapu banjir.

“Kemarin, air banjir terus naik dan masuk ke rumah kami. Saat mencoba mencapai tempat yang tinggi, putra saya yang berusia 17 tahun tertinggal. Saya baru berhasil menemukan jenazahnya pagi ini,” kata Shahani dari Desa Shahani, pada Jumat (26/8/2022) sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Pria berusia 42 tahun itu mengatakan keluarganya yang terdiri dari 12 orang belum mendapat bantuan apa pun dari pemerintah dan hanya sukarelawan yang datang membantunya.

Dia mengatakan besarnya hujan tahun ini belum pernah terjadi sebelumnya. “Bahkan pada banjir tahun 2010 segalanya tidak terlalu buruk. Kami tidak pernah harus meninggalkan desa kami. Tetapi kali ini, semuanya hancur,” katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Al Jazeera English (@aljazeeraenglish)

Baca juga: Tiga Perwira Angkatan Udara India Dipecat karena Tak Sengaja Tembakkan Rudal ke Pakistan

Perdana Menteri Shehbaz Sharif telah menunda perjalanan resminya ke Inggris, untuk meminta dana dari negara-negara sahabat dan lembaga internasional di tengah banjir terburuk dalam beberapa dekade.

“Hujan yang sedang berlangsung telah menyebabkan kehancuran di seluruh negeri. Kerugiannya, meski belum didokumentasikan, sebanding dengan banjir bandang 2010,” cuit Sharif, merujuk pada banjir mematikan lebih dari satu dekade lalu.

'Ruang perang' didirikan

Lebih dari 100 distrik di empat provinsi telah dilanda banjir, dengan ibu kota Balochistan, Quetta, terisolasi dari bagian lain negara itu karena banyak jalan raya dan jembatan tersapu oleh banjir.

Di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, di mana hampir 200 orang tewas, upaya penyelamatan sedang dilakukan, terutama di Swat dan Dir di daerah yang paling parah terdampak.

“Di KP utara [Khyber Pakhtunkhwa] kami melihat Swat dan Dir mengalami situasi banjir bandang, dan dengan banyak populasi di tepian sungai, fokus kami ada di sana” kata Muhammad Ali Saif, juru bicara provinsi tersebut kepada Al Jazeera.

Baca juga: Banjir Bandang Melanda Kentucky AS, Pemerintah Umumkan Status Darurat Bencana

Dia menambahkan bahwa distrik Dera Ismail Khan dan Tank di selatan provinsi juga terpengaruh.

“Kami telah berhasil mengevakuasi sejumlah besar orang, dan memberi mereka akomodasi sementara di tenda-tenda,” katanya.

Menurut perkiraan NDMA, sebagian Punjab dan Khyber Pakhtunkhwa mungkin menghadapi "tingkat banjir yang tinggi hingga sangat tinggi" dalam beberapa hari ke depan. Balochistan juga menghadapi ancaman lebih banyak banjir bandang.

Menteri federal untuk perubahan iklim, Sherry Rehman, pada hari Kamis mengatakan "ruang perang" telah didirikan di markas NDMA di Islamabad untuk memimpin upaya bantuan di negara itu.

Rehman menambahkan bahwa curah hujan yang "mengerikan" membuat upaya bantuan menjadi sulit karena ketidakmampuan pihak berwenang mencapai daerah yang terkena dampak.

Kendaraan melewati jalan yang banjir akibat hujan deras, di Lahore, Pakistan, Jumat, 29 Juli 2022.AP PHOTO/KM Chaudary Kendaraan melewati jalan yang banjir akibat hujan deras, di Lahore, Pakistan, Jumat, 29 Juli 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com